FORMULA 1

Never Say Never dari Alonso untuk McLaren

CNN Indonesia
Senin, 15 Des 2014 19:57 WIB
Meski pernah mengalami masalah dengan tim McLaren, seorang Fernando Alonso tak pernah menutup kemungkinan untuk kembali ke tim tersebut.
Fernando Alonso diprediksi akan memiliki kombinasi yang baik dengan Jenson Button. (Reuters/Ahmed Jadallah)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- 'Never say never' adalah sebuah ungkapan populer di jagat balap Formula Satu (F1). Kembalinya Fernando Alonso ke tim McLaren telah membuktikan hal tersebut.

Tim balap asal Inggris itu sudah mengumumkan bahwa juara dunia dua kali itu akan berkompetisi bersama mereka musim depan dengan rekan setim yang merupakan juara dunia 2009, Jenson Button.

Meski fakta tak mengejutkan tersebut memang sudah lama diketahui, tapi di akhir 2007 skenario ini mungkin akan ditertawakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi pria asal Spanyol itu dengan cukup rapih telah 'membakar' perahunya di Woking hanya setahun setelah bergabung dari Renault sebagai juara dunia.

McLaren dan Ferarri telah memanas dengan skandal mata-mata yang mengguncang olahraga (balap) dan McLaren harus terkena denda hingga US$100 juta karena memiliki dokumen teknis Ferrari.

Alonso pun lalu memberi kesaksiannya kepada FIA dengan jaminan imunitas.

Pasca setahun berkarier bersama McLaren, Alonso akhirnya kembali ke Renault yang membesarkan namanya. Lalu, pada 2010, Alonso meninggalkan Renault dan bergabung dengan Ferrari di Maranello.

Di Italia, pembalap Spanyol ini mendeklarasikan kemungkinan mengakhiri karir di Maranelo, sebuah pernyataan yang membuat kemungkinan dirinya kembali ke McLaren terdengar tak berpeluang

Apalagi setelah Martin Whitmarsh dipecat dari pucuk McLaren dan Ron Dennis, orang yang bermusuhan dengan Alonso, memegang kontrol.

Tapi, jangan pernah berkata tak pernah.

Dengan tersenyum, Dennis melingkarkan lengannya di atas bahu Alonso Kamis (11/12) lalu. Tujuannya hanya ingin McLaren untuk kembali berada di puncak dan menang.

Kompetisi Intensif

Dennis dan Alonso memiliki persamaaan yaitu sangat suka bersaing. Akhirnya kedua orang itu mencari jalan keluar untuk kembali mencari jalan yang terbaik.

Keduanya mungkin akan menyesal atas yang terjadi pada 2007.

"Satu hal yang saya sungguh hormati adalah dia memilih untuk mengubah arah, meninggalkan tim paling sukses di F1 dan kembali ke McLaren untuk menyelesaikan urusan yang belum rampung," kata Dennis.

"Fernando akan membuktikan dia adalah juara sejati. Tetapi juga dia akan menunjukkan akan dapat berintegrasi kembali dengan tim kami. Saya mungkin bisa melakukan hal yang lebih baik sebelumnya," sambung Dennis menceritakan masalah di masa lalu. "Tapi saya tak akan membicarakan persoalan antara Fernando dan saya."

Alonso pun mengangguk tanda setuju.

"Saya merasa masih ada urusan yang belum selesai ketika pergi, saya membawa nomor satu dari kokpit. Sekarang saya ingin membawanya kembali ke sini. Berkompetisi bersama tim," kata Alonso.

Tentang Button yang akan menjadi rekan, sepertinya Alonso akan lebih mudah berkomunikasi. Pasangan itu mungkin tidak akan lebih saling diam seperti kombinasi api dan es yang ia alami saat bergabung dengan Kimi Raikkonen di Ferrari.

Button, untuk satu hal, membandingkan dirinya dengan juara dunia empat kali Alain Prost yang lebih kembut di atas roda dan memiliki taktik. Sementara Alonso, seperti Hamilton, dan juga mendiang Ayrton Senna yang menjadi idola masa kecilnya.

Prost dan Senna menggunakan mesin Honda yang dipakai McLarem saat mendominasi musim 1988. Kombinasi keduanya sukses memenangkan semua seri kecuali satu balapan, tapi hubungan pribadi keduanya buruk.

Namun, sebelum bernostalgia dan menyamakan Alonso dan Button dengan Senna dan Proust, tim saat ini harus memberi Button dan Alonso mobil yang kompetitif untuk memenangkan seri-seri Grand Prix.

Mercedes telah mendominasi tahun ini, sedangkan Mesin turbo V6 Honda yang akan dipakai McLaren masih bermasalah setelah melalui rangkaian uji coba.

Tapi, ya kembali lagi, 'Never say never.'
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER