Islamabad, CNN Indonesia -- Setelah aksi pembantaian di sebuah sekolah di Peshwar, Pakistan, pada Selasa (16/12) terjadi, kapten tim kriket Pakistan, Yuonus Khan mengaku kalau ia dan timnya jadi tidak bersemangat untuk bertanding melawan Selandia Baru di Abu Dhabi pada Rabu (17/12).
Pembantaian yang dilakukan oleh orang-orang Taliban bersenjata kemarin diakui banyak pihak menjadi tragedi paling sadis yang pernah dialami Pakistan.
Setidaknya sekitar 132 siswa tewas akibat kejadian tersebut.
Younus pun mengaku timnya tidak bergairah untuk bertanding karena sulit untuk berkonsentrasi akibat masih membayangkan kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah tragedi nasional. Berkonsentrasi untuk memenangkan pertandingan pasti akan lebih sulit," kata Younus saat diwawancarai oleh stasiun televisi Geo Super.
Younus menyamakan keadaan tim negaranya saat ini dengan tim Australia saat berduka akibat insiden meninggalnya Phillip Hughes, yang tewas setelah terkena lemparan bola kriket.
Ia berharap ia dan timnya diberikan kesempatan untuk memulihkan diri sebelum bertanding kembali.
"Tidak mengapa jika pertandingan ditunda, karena saat ini kami sama terkejutnya dengan tim Australia ketika terjadi insiden Hughes," ujar Younus.
Sebelum pertandingan melawan Selandia Baru nanti, tim kriket Pakistan akan mengheningkan cipta selama satu menit dan akan mengenakan ban lengan berwarna hitam selama pertandingan berlangsung, sebagai tanda penghormatan terakhir untuk para korban pembantaian.