LIGA SUPER INDONESIA

Kerinduan Suporter Kembali Saksikan PSM di Makassar

CNN Indonesia
Jumat, 19 Des 2014 15:53 WIB
Suporter PSM Makassar merindukan tim mereka kembali main di kandang sendiri di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, bukan kota lain, bahkan di pulau lain.
Ilustrasi suporter PSM Makassar. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)
Makasar, CNN Indonesia -- Sudah genap satu musim kompetisi suporter PSM Makassar tak menyaksikan timnya bertanding di tanah sendiri.

Pasalnya, selama musim kompetisi 2014, stadion yang menjadi kandang PSM adalah Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Hal itu dilakukan karena Stadion Mattoangin yang semula merupakan markas PSM dianggap tak layak memenuhi kualifikasi Liga Super Indonesia.

Hal itulah yang mendorong Forum Suporter Makassar pada Rabu (17/12) lalu melakukan aksi unjuk rasa damai menuntut PSM kembali ke kandangnya sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PSM ini salah satu klub tertua di Indonesia, bahkan umurnya lebih tua dari PSSI. Kenapa tidak punya stadionSadakati Sukma
"Ini aksi damai bukan aksi penolakan. Kami hanya ingin melihat PSM kembali berlaga di Makassar," ujar Sadakati Sukma, Sekretaris Jenderal Red Gank--salah satu kelompok suporter PSM-- saat dihubungi CNN Indonesia pada Kamis (18/12).

"Kami hanya ingin agar peristiwa pada 2014 lalu (bertanding di luar Makassar) tidak terulang," sambungnya.

Menurut Sadakati, aksi suporter itu merupakan reaksi atas pernyataan manajemen klub terkait tarik menarik mengenai persoalan kandang tim dengan julukan Juku Eja.

"Manajemen klub ingin mengeluarkan dana merenovasi stadion, namun menginginkan kontrak jangka panjang pengelolaan. Namun, pihak Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS) sebagai pengelola stadion ingin agar kesepakatan kontrak sama seperti yang telah berlangsung di tahun-tahun sebelumnya," ungkap Sadakati.

Kerinduan untuk menyaksikan PSM inilah yang kemudian mendorong para suporter bergerak melakukan aksi di Lapangan Karebosi yang menjadi tempat latihan tim PSM.

Para suporter itu pun meminta pemain PSM ikut dalam aksi damai mereka. Namun permintaan itu ditolak karena terbentur jadwal latihan.

Klub Tertua Tak Punya Kandang

Suporter PSM yang melakukan unjuk rasa damai tengah pekan ini sadar tuntutan mereka akan sulit terpenuhi selama persoalan tarik menarik mengenai stadion tak terpecahkan.

Satu faktor utama yang membuat stadion Mattoangin tidak bisa digunakan adalah masalah penerangan yang tidak memadai. Hal tersebut menjadi krusial mengingat pertandingan di Makassar lebih sering diselenggarakan pada malam hari.

Masalah lampu ini pula yang sempat membuat tim nasional U-23 pada April lalu membatalkan rencana mereka untuk bertanding pada di stadion yang didirikan pada 1957 tersebut.

Sadakati mengungkapkan para suporter juga sempat mengemukakan masalah tersebut kepada Walikota Makassar.

"PSM ini salah satu klub tertua di Indonesia, bahkan umurnya lebih tua dari PSSI. Kenapa tidak punya stadion?" tanyanya mengkritik.

Padahal, menurut Sakadati, bukannya PSM kekurangan basis massa. Ketika bertanding di Mattoangin, tribun-tribun stadion berkapasitas 25 ribu penonton itu sering terisi penuh.

"Kalau sedang membludak, jumlah penontonnya malah bisa lebih dari 35 ribu," tuturnya.

Gunakan Banyuwangi

Tanpa stadion yang memadai di kota Makassar telah membuat klub yang dipimpin Erwin Aksa itu ditengarai akan kembali memindahkan markas mereka. Kali ini bukan Surabaya, tetapi Banyuwangi.

Untuk diketahui, kota di ujung timur Jawa Timur itu memiliki kedekatan dengan Erwin karena satu perusahaan Bosowa milik Erwin berbasis di Banyuwangi, yaitu PT Semen Bosowa Banyuwangi.

Saat dihubungi oleh CNN Indonesia, Erwin sendiri berkata sedang berada di Dubai sehingga tidak bisa memberikan keterangan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER