Jakarta, CNN Indonesia -- Di bawah Diego Simeone, Atletico Madrid dikenal karena tiga hal: kemampuan bertahan, serangan balik, dan juga kehandalan mengeksekusi bola-bola mati. Ketiga hal inilah yang mampu menjadikan Atleti pada musim lalu merebut gelar juara La Liga dan juga menjadi finalis Liga Champions.
Pada musim 2014/2015, data yang dikeluarkan
AS menunjukkan bahwa strategi ini masih menjadi andalan Simeone dalam mengalahkan lawan-lawannya.
Bahkan, satu dari empat gol yang dicetak oleh
Rojiblanco adalah karena skema bola mati. Dari total 55 gol yang telah diciptakan Mario Mandzukic dan kawan-kawan, 15 nya adalah melalui skema bola mati, atau 27,27 persennya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data yang dikeluarkan oleh
Whoscored menunjukkan hasil lebih tinggi lagi, yaitu 19 gol Atletico di La Liga adalah dari bola mati (perbedaan angka dikarenakan perbedaan definisi gol bola mati, yaitu jika bola telah mengenai lawan terlebih dahulu tidak dihitung sebagai gol bola mati oleh
AS).
Pada musim ini, anak-anak asuh Simeone sendiri telah menciptakan 61 peluang dari bola mati -- yaitu 2,26 peluang per laga.
Namun, keunggulan mereka sebenarnya terletak pada ancaman dari sepak pojok, yaitu dengan telah mencetak sembilan gol melalui strategi ini.
Kemampuan mengeksekusi bola mati ini yang harus diwaspadai Real Madrid ketika bertemu dengan tetangganya pada lanjutan Piala Raja nanti. Pasalnya, dari 12 gol yang bersarang ke gawang
El Real ketika Atletico di bawah Simeone, separuhnya berasal dari bola mati.
Selain itu, Sergio Ramos dan kawan-kawan pun harus awas dengan kemampuan duel-duel udara para penyerang Atletico.
Nyaris separuh gol Atletico (25 dari 55) diciptakan melalui kepala, baik dalam skema bola mati atau permainan terbuka, dengan Atletico mampu menciptakan rataan 27 umpan silang setiap laganya.
(vws)