Jakarta, CNN Indonesia -- Dari sembilan anak Muhammad Ali hanya satu yang mengikuti jejak dirinya menjadi atlet tinju.
Generasi penerus Ali di dunia tinju itu bukan dua anak laki-lakinya, Muhammad Ibo dan Assad, melainkan salah satu anak perempuannya.
Laila, anak bungsu Ali--dari garis darah--mulai berlatih tinju sejak usianya 18 tahun. Anak Ali yang paling bungsu sebetulnya Assad. Namun, Assad merupakan anak yang diadopsi Ali bersama istri kelimanya, Yolanda alias Lonnie.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya, Ali bukanlah alasan Laila ingin naik ke atas ring melainkan petinju perempuan Christie Martin. Awalnya keputusan Laila untuk naik ke atas ring ditentang keras oleh Ali.
Pada 23 Februari 1999 surat kabar Amerika Serikat (AS),
The New York Times, dalam berita dengan judul '
Another Ali Enters the Ring: His Daughter', menceritakan kisah awal Laila terjun ke dunia tinju.
Saya ingin menjadi anak ayah yang tidak pernah ia miliki.Laila Ali |
NY Times menulis perempuan kelahiran 30 Desember 1977 itu pertama kali meminta izin ayahnya untuk terjun ke dunia tinju pada akhir Januari 1999.
Laila disebutkan tak tahu kalimat awal untuk meminta izin kepada sang ayah. Maklum saja, Ali pernah mencibir mengenai keberadaan petinju perempuan. Pria yang bernama Cassius Clay sebelum masuk Islam dan mengganti namanya jadi Muhammad Ali itu menyatakan olahraga tinju hanya untuk kalangan pria, bukan perempuan.
Laila duduk di seberang ayahnya sebelum meminta izin mengikuti jejak ke dunia tinju.
"
Well, Daddy," ujar Laila, "Saya ingin memberitahu kamu, saya ingin terjun ke tinju profesional, dan saya menyayangi kamu. Saya ingin mengatakan kepada anda bahwa tanpa dukunganmu juga, saya akan tetap melakukannya."
Ali yang menderita sindrom parkinson itu diam dan menatap wajah anaknya. Ali dengan suara berbisik menjawab permintaan Laila, "Saya tidak ingin kamu terluka."
"Ayah, saya tidak akan terluka," jawab Laila seketika, "Saya akan bertanding melawan perempuan, bukan pria. Dan saya punya genetika kamu."
Ali tertawa dan meminta putri bungsunya berdiri menunjukkan kuda-kuda Laila. Laila menurutinya dan Ali mencoba menyempurnakan teknik kuda-kuda putrinya.
"Dia meminta saya lebih menaikkan tangan," ungkap Laila menceritakan kisahnya."Saya ingin menjadi anak ayah yang tidak pernah ia miliki, dan saya tidak ingin terdengar kasar (mengacu kepada saudara-saudaranya yang tak berminat pada tinju). Saya adalah satu-satunya yang bisa melakukan ini."
Laila tak ingin sekedar menyandang nama belakang Ali. Pemilik LA Boxing Gym, Richard Allen menceritakan Laila datang ke sasana untuk berlatih setiap malam.
"Seperti jam kerja saja," kata Allen,"Dia bekerja sangat keras. Dia mau belajar. Dan dia bukan seorang (perempuan) primadona."
Laila betul-betul membuktikan dirinya sebagai pewaris DNA petinju legendaris dunia, Ali. Kurun waktu hampir delapan tahun (1999-2007) karirnya sebagai petinju profesional perempuan, Laila memiliki rekor fantastis 24-0 (21 KO).
Laila pun mendapat julukan '
She Bee Stingin' (Lebah betina yang menyengat).
Debut Laila di tinju profesional perempuan dilakoninya pada 8 Oktober 1999 melawan April Fowler di New York. Fowler dihajar Laila hingga mencium kanvas dalam waktu 31 detik pada ronde pertama.
Ia juga meneruskan kemenangan yang dilakoni ayahnya atas Joe Frazier. Pada 2001, Laila bertarung dengan putri dari Frazier, Jacqui Frazier-Lyde, di atas ring tinju.
Pertarungan itu kemudian dimenangkan Laila. Rekor Ali vs Frazier pun bertambah jadi (3-1). Sebelumnya telah terjadi tiga pertarungan antara ayah Laila dan ayah Jacqui. Ali menang dua kali (28 Januari 1974; 1 Oktober 1975) dan Frazier menang sekali (3 Agustus 1971).
Laila berhasil melanjutkan keharuman nama ayahnya di atas ring tinju dengan prestasinya sampai gantung sarung tinju. Pertarungan terakhir Laila dilakoninya di Johannesburg, Afrika Selatan pada 3 Februari 2007.
 Laila Ali dan Muhammad Ali saat menghadiri pemutaran perdana film 'Muhammad Ali's Greatest Fight", 2 Oktober 2013, di Louisville, Kentucky. (Getty Images/Michael Hickey) |
Pada pertarungan terakhir itu Laila menganvaskan lawannya Gwendolyn O'Neil pada ronde pertama.
Berikutnya, apakah Laila akan kembali menurunkan trah tinju keluarga Ali kepada anak-anaknya?
Laila menjawabnya atas pertanyaan wartawan hiburan di Amerika pada Oktober tahun lalu.
Laila memiliki satu putra (Curtis Muhammad Conway Jr/6 tahun) dan satu putri (Sydney Conway/3 tahun) buah pernikahannya dengan atlet sepak bola Amerika, Curtis Conway.
Laila justru tak memberi tinju sebagai pilihan olahraga bagi anaknya sulungnya.
"Saya lebih memilih dia bermain golf, baseball atau basket kalau dia ingin bermain olahraga," kata Laila seperti dilansir
TMZ pada 27 Oktober 2014. "Saya tak ingin memaksa dia untuk olahraga, saya ingin dia melakukan yang terbaik di sekolah."