Dua Pemain Tua di Chelsea Vs ManCity

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 31 Jan 2015 16:03 WIB
Didier Drogba dan Frank Lampard akan menjadi sorotan dalam laga panas perebutan gelar juara antara Chelsea melawan Manchester City.
Didier Drogba akan menjadi pemain kunci dalam laga melawan Manchester City terutama karena Diego Costa absen. (Reuters/Andrew Winning)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa pertemuan antara dua pemimpin klasemen Liga Inggris di Stamford Bridge pada Sabtu (31/1) ini bisa ditentukan oleh dua pemain tua yang kerap menjadi favorit penonton.

Kisah dua pemain yang berusia 36 tahun, Didier Drogba dan Frank Lampard, akan selalu tercatat dalam sejarah Chelsea. Namun, hanya satu dari keduanya yang kini menggunakan warna biru yang benar.

Hingga kini, spanduk berwarna oranye yang bertuliskan "Drogba Legend" masih dipajang di setiap pertandingan kandang The Blues, dengan para pendukung yang berharap agar si bomber tua masih mampu mengeluarkan magisnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan Diego Costa yang menjalani hukuman karena aksi menginjak pemain saat bertemu Liverpool, laga Liga Primer Inggris melwan Manchester City adalah cara untuk Drogba menunjukkan bahwa kualitas permainannya belum menurun, meski ia bukan lagi kekuatan yang sama seperti saat pertama kali membela Chelsea

Lalu ada juga skenario pertandingan yang bisa menghantui pendukung tuan rumah. Jika mereka tidak memberikan sambutan hangat kepada Frank Lampard, maka mereka tidak disebut sebagai pendukung Chelsea yang baik. Tapi itu dengan resiko bahwa Lampard bisa mencetak gol mengesankan ke gawang The Blues -- seperti hanya ketika ia mencetak 211 gol untuk Chelsea.

Drogba sendiri sering dipuji oleh Jose Mourinho karena pengaruh positif yang ia berikan. Sementara itu, penolakan Lampard untuk merayakan golnya ke gawang Chelsea ketika kedua tim bertemu di Stadion Etihad menunjukkan bahwa ia seorang pemain berkelas.

Seiring dengan kedua pemain menjadi tua dengan anggun dan elegan, pertemuan antara Chelsea dan Manchester City sendiri diprediksi akan berkebalikan: menjadi lebih liar dan menimbulkan rivalitas baru yang bisa berakhir dengan pahit.

Sonder Perang Verbal

Jelang pertandingan, Mourinho memilih untuk bungkam. Hal ini sebenarnya bisa menjadi berkah terselubung mengingat beberapa kali ucapan Mourinho berujung menjadi kasus tertentu. Setiap kali akan bermain dalam laga akbar, dia terlihat sedang ingin bertarung dengan bayangannya sendiri di dalam ruang yang kosong.

Sementara itu, manajer City, Manuel Pellegrini justru menghembuskan nafas lelah pada jumpa persnya, pada Jumat (30/1), sembari berkata: "Saya tak ingin berbicara tentang Mourinho."

Pelatih asal Chili itu kini sedang berada dalam tekanan. Namun, jika City kalah dan kembali tertinggal delapan angka dari Chelsea, ia menekankan bahwa timnya pernah mengejar ketertinggalan dari posisi itu sebelumnya.

Mungkin itu bukan pesan yang tepat bagi para pemilik Manchester City. Ia harus mencoba memenangkan pertandingan tersebut. Jika tidak dan mereka tertinggal delapan angka, mungkin perkataan itu benar -- laga ini adalah laga penentu juara liga.    

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER