Dari Pacaran Hingga Menikah, Kisah Susi-Alan Penuh Rintangan

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Sabtu, 14 Feb 2015 15:08 WIB
Pasangan emas Indonesia, Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma, tak pernah membiarkan kisah cinta mereka menjadi halangan untuk meraih prestasi.
Pasangan emas bulutangkis Indonesia, Susi Susanti dan Alan Budikusuma ketika merayakan ulang tahun Susi (Dok Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Susi Susanti dan Alan Budikusuma boleh jadi merupakan salah satu pasangan paling terkenal di Indonesia. Sepasang emas Olimpiade Barcelona 1992 menjadi simbol ikatan mereka berdua.

Susi dan Alan sudah lebih dulu menjalin kisah jauh sebelum Olimpiade Barcelona 1992 berlangsung, bahkan jauh sebelum mereka berdua terkenal sebagai pemain papan atas Indonesia dan dunia.

"Kami pacaran sejak tahun 1988," ucap Susi mengingat. "Namun jangan diartikan pacaran seperti bagaimana layaknya remaja-remaja lainnya. Status kami saja yang pacaran, namun kami tetap sibuk dengan latihan masing-masing," tutur Susi menjelaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, status pacaran yang mengikat Alan dan Susi yang telah diketahui oleh banyak orang membuat hubungan mereka sering dijadikan kambing hitam jika kekalahan datang.

"Misal saya mengalami kekalahan di sebuah turnamen, pasti ditanya apakah sedang ada masalah dengan pacar. Padahal itu sama sekali tak ada hubungannya karena saya kalah yaa memang lagi kalah," ujar Susi tertawa.

Menikah sejak 1997, Susi Susanti dan Alan Budikusuma dianugrahi tiga orang anak. (CNN Indonesia/Dok Pribadi)


Hubungan Susi dan Alan sendiri juga sempat ditentang oleh beberapa pihak pada awalnya, termasuk orang tua masing-masing.

"Bukan apa-apa. Mereka hanya ingin kami fokus lebih dulu pada karier  sebagai pemain bulu tangkis," tutur Susi. "Namun saya dan Mas Alan sepakat bahwa kami harus bisa memberi bukti bahwa hubungan kami bukanlah penghalang bagi kami untuk maju."

Karena itu tak jarang kemudian Alan membantu Susi berlatih, pun begitu sebaliknya. Mereka berdua sering berdiskusi mengenai kelebihan dan kekurangan mereka yang terlihat di pertandingan.

Tekad dan kerja keras Susi dan Alan akhirnya membuahkan hasil manis. Saat Indonesia meraih medali emas di ajang Olimpiade untuk pertama kalinya, ternyata emas itu merupakan persembahan dari sepasang kekasih, Alan dan Susi.

"Saat itu Pak Try (Soetrisno) yang tengah menjabat sebagai Ketua Umum PBSI bahkan bercanda akan menikahkan kami secepatnya karena momennya sangatlah pas, usai kami menang di Barcelona," ucap Susi.

Setelah mendapat sepasang emas di Barcelona, pasangan Alan dan Susi seolah mendapat restu dari publik Indonesia untuk menjadi pasangan. Namun bagi Susi, dirinya dan Alan tetap merasa biasa saja usai momen tersebut.

"Kami tetap menjalani hubungan seperti biasa. Tidak ada sama sekali perasaan lebih spesial karena sudah diikat emas Olimpiade," tutur Susi kembali tertawa.

Menikah juga Dipertanyakan

Setelah lama pacaran, pasangan ini akhirnya mengumumkan niat untuk menikah pada tahun 1997. Sama seperti saat mereka mulai ketahuan pacaran, niat mereka untuk menikah juga sempat 'dipertanyakan' beberapa pihak.

"Ada beberapa orang yang meminta saya menunda rencana menikah. Mereka bilang tunggu dua tahun lagi tetapi kami sudah tetap pada keputusan kami," ujar Susi.

"Namun saat itu saya juga berjanji untuk tetap bermain selama dua tahun ke depan sebelum akhirnya benar-benar pensiun."

Rencana Susi untuk terus bermain tidak lepas bidikannya pada ajang Asian Games 1998. Emas Asian Games adalah salah satu hal yang membuat Susi masih penasaran saat itu.

Empat tahun sebelumnya, Susi mengaku menyesal gagal meraih medali emas sehingga berharap bisa mendapatkan emas Asian Games sebelum menutup buku karirnya.

"Rencana untuk menunda momongan akhirnya gagal. Saya ternyata hamil dan bahkan saat bermain di final Singapura Terbuka, saya sudah hamil lima minggu," kata Susi.

Susi saat itu berada di kebimbangan. Memilih untuk menggugurkan janin demi bisa bermain di Asian Games atau melupakan Asian Games dan meneruskan kehamilan.

"Semua pihak menyerahkan keputusan di tangan saya. Setelah saya merenung, akhirnya saya memilih untuk meneruskan kehamilan karena saya pikir ini adalah anugerah dari Tuhan dan saya berdosa jika saya menggugurkannya," ujar Susi.

Susi pun akhirnya terus menjaga kehamilannya, melupakan Asian Games 1998, dan gantung raket.

Meski akhirnya emas Asian Games hanya menjadi mimpi dalam karier seorang Susi, namun hal itu tergantikan kehadiran buah hati yang membuat Alan dan Susi memenangkan trofi juara yang lain, yaitu status orang tua.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER