Jakarta, CNN Indonesia -- Michael Jordan adalah 23. Begitu yang identik di persepsi banyak orang. Jordan memang menggapai seluruh kesuksesannya dengan mengenakan nomor 23. Namun, nomor itu bukan satu-satunya yang pernah dikenakan sang legenda.
Jordan adalah anak keempat dari lima bersaudara pasangan James Jordan dan Deloris. Sebagaimana lazimnya anak-anak, mereka terpesona oleh sang kakak dan itulah yang juga terjadi pada Jordan.
Jordan begitu mengagumi sang kakak yang bernama Larry. Saat Larry mengenakan kostum nomor 45, saat itu pula Jordan juga menganggap bahwa nomor 45 adalah nomor favoritnya.
Namun, sepertinya Jordan tidak ingin terus berada dalam bayang-bayang sang kakak. Jadi ketika Jordan masuk ke tim sekolahnya, Jordan pun memutuskan untuk mengenakan nomor 23.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nomor 23 sendiri tidak muncul dengan sendirinya. Nomor 23 hadir setelah Jordan memutuskan untuk membagi jumlah nomor 45 milik sang kakak dan membulatkannya jadi 23.
Cerita ini pada awalnya memang terdengar konyol namun kemudian menjadi berarti dan menarik didengar setelah Jordan dan nomor 23 miliknya terus melakukan hal-hal hebat di lapangan.
Setelah memukau banyak orang dengan performanya di University of North Carolina, Jordan pun masuk NBA dengan tetap mengenakan nomor 23 di punggungnya. Selain sepatu Air Jordan dan lidah yang menjulur keluar, nomor 23 di punggung Jordan juga menjadi salah satu identitas Jordan.
Nomor 23 pun menjadi identik dengan Jordan. Ketika semua orang melihat angka 23, tanpa menyebut bola basket pun orang akan orang akan langsung mengingat Jordan.
Kesakralan nomor 23 milik Jordan bisa terlihat dari keputusan Bulls untuk mengabadikan nomor tersebut agar tak ada lagi yang mengenakan selamanya.
Bukan hanya Bulls, Miami Heat juga memberikan penghormatan pada Jordan dengan menon-aktifkan nomor 23 di tim mereka, meskipun Jordan tidak pernah menjadi bagian dari tim tersebut.
"Tidak ada yang akan menggunakan nomor 23 untuk Heat. Kamulah yang terhebat," ucap Presiden Heat, Pat Riley, kepada Jordan saat mengumumkan keputusan tersebut pada 2003 lalu.
Bukti lain dari identiknya Jordan dan nomor 23 ada pada pengakuan LeBron James. Ia secara terus terang mengakui Jordan sebagai sosok idolanya dan ia pun turut mengenakan nomor 23 sejak ia masih berkarir di NCAA.
Terus mengenakan nomor 23 saat mulai terjun di NBA pada 2003, James memutuskan untuk tak lagi mengenakan nomor 23 sebagai bentuk penghormatan pada Jordan di tahun 2009. Namun ternyata, janji itu dilanggar James pada tahun ini ketika ia kembali mengenakan nomor 23 saat berkostum Cleveland Cavaliers.
"Saya sama sekali tidak masalah dengan itu. Karena saya tidak memiliki nomor 23 seutuhnya," ucap Jordan santai seperti dikutip dari
ESPN.
Nomor 45 yang TerwujudJordan akhirnya bisa mengenakan nomor favoritnya semasa kecil, 45, saat memutuskan
comeback untuk bermain basket bersama Chicago Bulls pada tahun 1995.
"Saya tidak akan mengenakan kostum bernomor 23 lagi karena itu adalah nomor terakhir yang dilihat ayah saya (sebelum meninggal karena pembunuhan) saat saya bermain," tutur Jordan begitu memutuskan
comeback bersama Bulls seperti dikutip dari
New York Times.
Selain itu, nomor 23 sendiri sudah dipensiunkan lewat seremoni pada November 1994, saat Jordan belum terpikir untuk melakukan
comeback ke NBA.
Jordan akhirnya berlaga dengan nomor 45 dan memukau banyak orang karena bisa langsung tampil impresif meski absen sekitar 1,5 tahun dari dunia bola basket.
Namun, Jordan tak bisa berlama-lama bermain dengan nomor 45. Jordan mengganti nomor 45 miliknya menjadi nomor 23 yang selama ini menunjukkan kebesarannya.
Peristiwa penggantian nomor itu terjadi pada game kedua semifinal wilayah timur NBA antara Bulls versus Orlando Magic.
Penggantian nomor tersebut melanggar aturan karena Jordan tidak mengenakan nomor yang sudah didaftarkan dan Bulls harus membayar 25 ribu dollar AS.
Semua bertanya-tanya mengapa Jordan bisa secepat itu mengubah keputusan di tengah semifinal wilayah timur dan ternyata kemungkinan besar itu lantaran komentar dari guard Magic, Nick Anderson.
"Nomor 45 bukanlah nomor 23," tutur Anderson seperti dikutip dari
New York Times. Sebuah ucapan singkat yang tentu saja menyakitkan karena menyiratkan penurunan performa Jordan.
Phil Jackson, pelatih Bulls pun ikut berkomentar tentang insiden itu.
"Saya rasa perubahan itu adalah bentuk tanggung jawab Jordan atas perkataan yang menyebutkan bahwa ia bukanlah lagi 'Si Nomor 23' yang dulu," tutur Jackson.
"Jordan pernah berkata ia mendapatkan presentase memukul 20,2 % dalam baseball saat ia menggunakan nomor 45. Saya pun menimpali bahwa presentase tembakan milikmu di NBA pun sudah mendekati angka itu, karena itu kembalilah menjadi 'Si Nomor 23," tutur Jackson.
Jordan pun kembali menggunakan nomor 23. Meski akhirnya kalah dari Magic di semifinal wilayah timur pada tahun itu, Jordan dan nomor 23-nya akhirnya sukses menjadi motor Bulls di tiga tahun selanjutnya.
Nomor 12 yang Tak Diinginkan14 Februari 1990, Chicago Bulls melakukan lawatan ke Orlando Arena, markas Orlando Magic. Sesaat sebelum pertandingan dimulai, pencuri sukses masuk ke ruang ganti tim Bulls dan mencuri kostum nomor 23 milik Jordan.
Bulls hanya membawa satu set kostum untuk pertandingan hari itu dan itu berarti tak ada lagi kostum bernomor 23 milik Bulls. Mereka mencari ke seluruh penjuru sudut arena dan banyak orang yang terlibat dalam proses pencarian ini. Namun usaha ini tak membuahkan hasil.
Manajemen Bulls masih coba memutar otak. Meskipun ini laga away, mereka tetap berhasil menemukan fans yang menggunakan replika kostum 23 milik Jordan.
Bulls pun hampir bersorak karena masalah mereka terpecahkan namun kemudian mereka menemui kenyataan bahwa ukuran kostum milik fans tersebut tak muat dipakai Jordan.
Lantaran waktu pertandingan semakin dekat, akhirnya diambil keputusan. Jordan mengenakan kostum nomor 12 tanpa nama punggung yang dibawa oleh Bulls untuk situasi darurat.
Alhasil, Jordan menjadi 'pemain tak terkenal' di pertandingan itu karena menjadi satu-satunya pemain di lapangan yang tanpa nama punggung.
Beruntung, hilangnya kostum nomor 23 hari itu tak lantas membuat Jordan juga kehilangan sentuhannya. Jordan mencetak 49 poin, namun sepertinya itu tetap hari sial bagi Jordan karena Bulls kalah 129-135 di akhir pertandingan.
"Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Saya pikir ini menjengkelkan karena saya tak suka melihat barang milik saya hilang," ujar Jordan ketika itu seperti dikutip dari
USA Today.
(ptr/har)