Jakarta, CNN Indonesia -- Jose Mourinho adalah pelatih yang begitu tegas terhadap aturan dan ia akan murka ketika seseorang tak menaatinya. Mourinho pun menegaskan bahwa ia 'ingin membunuh' Silvinho Louro, salah satu staff nya lantaran ia merayakan kemenangan Liverpool atas Manchester City.
Sejak awal, Mourinho ingin menyembunyikan apapun hasil laga antara Liverpool versus City. Hal itu dimaksudkan agar tim asuhannya dapat berkonsentrasi penuh pada laga final Piala Liga menghadapi Tottenham Hotspur yang berlangsung beberapa saat kemudian.
"Saya tahu bahwa saya menyiapkan skuat Chelsea untuk sebuah misi yang tidak mungkin, yaitu misi untuk tidak mengetahui hasil pertandingan City," ucap Mourinho.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun setidaknya saya tidak ingin ada televisi di hotel ataupun bus. Saya sudah katakan pada mereka bahwa saya tidak ingin mereka bereaksi berlebihan baik jika City menang maupun Liverpool menang."
Meski instruksi ini terdengar sulit dilakukan lantaran begitu pesatnya perkembangan teknologi sehingga informasi apapun bisa didapat dengan cepat, awak Chelsea menurut Mourinho nyaris bisa mewujudkannya.
Kondisi tim Chelsea begitu tenang di dalam perjalanan menuju stadion. Semua pemain benar-benar menuruti instruksi Mourinho untuk tidak berisik sampai akhirnya Silvinho membuat kehebohan.
"Kami hampir sukses melakukan itu, hingga salah satu anggota staff saya, Silvinho (Louro) melompat-lompat gembira di bus," tutur Mourinho.
"Hal itu membuat saya 'ingin membunuhnya,' dia telah melanggar aturan," ujar mantan pelatih Real Madrid tersebut melanjutkan.
Beruntung bagi Silvinho, Chelsea sukses memenangkan trofi Piala Liga usai menaklukkan Spurs dengan skor 2-0.
Dengan demikian, mungkin tidak akan ada amukan lanjutan dari Mourinho. Bisa dibayangkan bagaimana marahnya Mourinho andai Chelsea kalah dari Spurs dan Silvinho pun bisa gigit jari dituding sebagai penyebab pecahnya konsentrasi John Terry dkk.
(ptr/ptr)