Jakarta, CNN Indonesia -- Mental atlet Indonesia, khususnya bulu tangkis, telah terpengaruh oleh gaya hidup serba mudah, demikian disampaikan oleh legenda bulu tangkis Indonesia sekaligus Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rexy Mainaky.
"Anak-anak sekarang ketika umur 1-10 dimanjakan. Dulu kami (atlet) disuruh membereskan rumah ketika bangun tidur. Anak-anak sekarang mencari telepon genggam ketika bangun tidur, sementara yang membersihkan rumah
nanny (asisten rumah tangga)," kata Rexy ketika berbicara di diskusi bulu tangkis bertajuk 'Kebangkitan Klub Bulu Tangkis di Indonesia: Jalan Strategis Menuju Olimpiade Rio 2016', Selasa sore (3/3).
Dalam acara yang digelar di Gedung Kompas Gramedia tersebut, Rexy mengatakan bahwa usia 1-10 tahun adalah masa pembentukan mental. Di usia ke-11, katanya, baik atau tidaknya kualitas pemain tergantung dari masa tersebut.
"Yang menjadi masalah yang harus kami betulkan adalah mental. Kami tidak bisa menyalahkan pusat atau klub."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rexy juga mengajak peserta diskusi untuk datang ke pelatnas dan melihat langsung potensi atlet bulu tangkis Indonesia.
"Saya bekerja keras. Sekarang (PBSI) sudah menunjukkan perubahan yang baik karena
sport science. Semoga diskusi ini tidak hanya terjadi sekali ini saja," ujarnya.
Rexy juga memuji kerja keras klub dalam menghasilkan atlet-atlet untuk pelatnas. "Klub menjadi tumpuan untuk menghasilkan atlet dunia," ucap peraih medali emas Olimpiade tersebut.
Senada dengan Rexy, Wakil Sekjen PP PBSI Achmad Budiarto pun mengatakan hal serupa terkait prestasi bulu tangkis Indonesia.
"PBSI pada zaman jayanya pernah dikenal dunia. Dan kami sekarang pada tahap sedang membangun kembali," ujarnya.
(vws)