Jakarta, CNN Indonesia -- "Jika Anda membalap untuk menang, maka posisi kedua dan ketiga tidaklah cukup. Posisi kedua adalah pecundang pertama!"
Pernyataan legenda Formula One (F1) asal Brasil, Ayrton Senna, di atas cocok untuk menggambarkan persaingan ketat yang akan terjadi di ajang balap mobil F1 2015.
Ya, kejuaraan olahraga paling mahal di dunia itu akan kembali digelar akhir pekan ini, dengan GP Australia di Sirkuit Albert Park, Melbourne, mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah seri pembuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk kali kedua dalam 65 tahun sejarah balapan F1, akan ada 20 seri musim ini setelah sebelumnya terjadi pada musim 2012. Balapan akan berlangsung di lima benua dalam rentang waktu sembilan bulan.
Total ada 10 tim dengan 20 pebalap yang akan tampil musim ini, dengan Manor Marussia kembali menjadi bagian dari kejuaraan, setelah sempat absen di tiga seri terakhir musim lalu karena krisis finansial.
Tidak bisa dipungkiri, pamor F1 belakangan semakin menurun. Musim lalu, pamor F1 sedikit terbantu dengan persaingan hingga seri akhir yang terjadi antara duo Mercedes, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg.
Meski pamor turun, F1 tetap mendapatkan pemasukan yang signifikan. Seperti dikutip dari BBC Sport, ajang balap jet darat itu mampu meraih keuntungan hingga £1,1 miliar atau setara Rp21,8 triliun.
Setiap tim F1 harus memiliki dana hingga lebih dari £100 juta atau setara Rp1,9 triliun untuk bisa menjalani satu musim. Itu pun terbilang minim, dan bisa membuat sebuah tim gagal menyelesaikan musim, seperti yang dialami Marussia dan Caterham musim lalu.
Isu keselamatanKrisis finansial bukan satu-satunya isu yang membayangi jelang dimulainya F1 2015. Kecelakaan yang dialami pebalap McLaren, Fernando Alonso, di tes resmi Sirkuit Katalonia, 22 Februari lalu, membuat sejumlah tim F1 memboikot GP
Sejumlah tim F1 menuntut pihak McLaren dan Honda, selaku penyuplai mesin tim, mengeluarkan jawaban yang benar mengenai penyebab kecelakaan Alonso. Pasalnya, pihak McLaren hanya menyatakan kecelakaan diakibatkan angin kencang.
Keselamatan di dunia F1 memang sedang disorot. Terlebih kecelakaan yang dialami Alonso datang lima bulan setelah kecelakaan nahas yang dialami mantan pebalap Marussia, Jules Bianchi, pada balapan di GP Jepang, 5 Oktober 2014.
McLaren semakin terpojok setelah bos F1, Bernie Ecclestone, selaku CEO Formula One Grup, menyatakan tim asal Inggris itu bahkan tidak mengerti apa yang terjadi dengan kecelakaan Alonso.
Namun, jelang digelarnya GP Australia, sejumlah pihak terkait terlihat telah menyatukan suara untuk menyukseskan F1 2015.
Asosiasi Pebalap F1 contohnya. Organisasi yang dipimpin Alex Wurz itu menyakini kecelakaan yang dialami Alonso bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan.
"Kami harus mengetahui apakah ada pembelajaran yang bisa didapat dari kecelakaan Alonso sebelum GP Australia. Jawabannya adalah tidak," ucap Wurz seperti dilansir CarsGuide.
Pebalap Red Bull Racing, Daniel Ricciardo, juga mengaku optimistis dengan tingkat keselamatan di balapan F1. Ricciardo mengatakan, kecelakaan yang dialami Alonso adalah hal yang biasa dalam balapan F1.
Kondisi tersebut membuat F1 2015 dipastikan akan berjalan tanpa masalah berarti, meski isu finansial tim dan keselamatan pebalap terus menghantui.
Persaingan Tiga TimPersaingan di F1 sempat mendapat kritikan, terutama ketika Sebastian Vettel, yang saat ini memperkuat Ferrari, berhasil menjadi juara dunia empat kali beruntun sepanjang 2010 hingga 2013.
Namun, semuanya berubah musim lalu, ketika duo Mercedes, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, berhasil mematahkan dominasi Vettel. Keduanya berhasil menjuarai 16 seri dari 19 balapan yang dijalani.
Musim ini, persaingan masih mengerucut ke tiga tim: Mercedes, Ferrari, McLaren. Namun, tetap sulit untuk memprediksi siapa yang akan merebut gelar juara dunia F1.
Meski Mercedes kembali difavoritkan, namun hingga musim dimulai, sulit untuk mengetahui siapa yang akan mendominasi jalannya balapan jet darat ini.
Jika tim pesaing Mercedes tidak mampu menciptakan teknologi anyar untuk mengalahkan mesin turbo milik Silver Arrows, maka sulit bagi tim seperti Ferrari dan McLaren untuk bersaing.
Kepindahan pebalap juga membuat F1 2015 semakin menarik. Vettel ditantang untuk mengembalikan kejayaan Ferrari yang tidak pernah merebut gelar juara dunia F1 sejak musim 2007. Alonso kembali ke McLaren setelah era musim 2007.
Meski masih dirundung sejumlah masalah, musim baru F1 tetap dinanti. Walau dianggap membosankan, F1 tetap menjadi perhatian. Suka tidak suka, musim baru F1 telah ada di depan mata. Jadi, siapakah jagoan Anda?
(har)