Skandal MU - Liverpool Pada Jumat Agung

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Jumat, 03 Apr 2015 16:30 WIB
Pemain dari dua rival dalam Liga Inggris saat ini, Manchester United dan Liverpool, pernah bekerja sama dalam skandal pengaturan skor 100 tahun lalu.
Pemain Manchester United dan Liverpool pernah terlibat skandal kontroversial, pengaturan skor dalam pertandingan liga, pada Jumat Agung 100 tahun lalu. (CNN Indonesia/Fajrian)
London, CNN Indonesia -- Siapa sangka, dua rival terbesar di sepak bola Inggris saat ini pernah terlibat skandal pengaturan skor pada hari Jumat Agung 100 tahun lalu, 1915.
Itu adalah salah satu skandal pengaturan skor paling menonjol dalam sejarah sepak bola Inggris.

Saat itu kedua tim melakoni pertandingan yang krusial di Old Trafford--stadion kebanggaan ManUtd. ManUtd berada di zona degradasi dari Divisi Pertama dan Liverpool berada di papan tengah--aman dari zona degradasi dan mustahil mengejar gelar.

Seorang penulis olahraga, Graham Sharpe, mengatakan pertandingan saat itu dibayang-bayangi Perang Dunia I.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan pada kasus ini membuat para pemain memikirkan dirinya sendiri, 'ketika musim ini berakhir, mungkin tak akan ada lagi yang diikuti'," ujar Shape seperti dikutip BBC.

Shape menerangkan ada kesaksian yang menyatakan pengaturan skor itu bahkan sudah dirundingkan pemain dua tim sesaat sebelum kick-off. Saksi mata mengungkapkan melihat pemain kedua tim bertemu di sebuah pub di kota Manchester untuk mendiskusikan skor akhir.

Memang sebelum laga berlangsung ada kabar nilai di bursa taruhan menempatkan peluang 8/1 untuk kemenangan ManUtd dengan skor 2-0.

Sekitar 18 ribu orang yang menyaksikan laga itu pun melihat suatu pertandingan yang aneh. Liverpool terlihat ogah-ogahan bermain. Dan salah satu keanehan terjadi ketika ManUtd sedang unggul 1-0 dan Liverpool mendapat penalti.

Penalti itu ditendang melebar jauh dari gawang--bahkan hampir mengenai bendera di pojok.

Namun, tak semua pemain ikut andil dalam pengaturan skor itu. Bahkan ada cerita di ruang ganti ada pemain yang enggan melanjutkan laga babak kedua.

Salah satu yang menolak adalah penyerang Liverpool, Fred Pagnam. Ia bermaksud merusak rekayasa, namun gagal ketika bola membentur mistar gawang. Sejumlah rekan tim memberikan isyarat sebagai tanda marah kepadanya.

Belakangan, Pagnam memberikan kesaksian yang memberatkan kawan-kawannya dalam sidang otoritas liga.

Investigasi FA

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER