London, CNN Indonesia -- Siapa sangka, dua rival terbesar di sepak bola Inggris saat ini pernah terlibat skandal pengaturan skor pada hari Jumat Agung 100 tahun lalu, 1915.
Itu adalah salah satu skandal pengaturan skor paling menonjol dalam sejarah sepak bola Inggris.
Saat itu kedua tim melakoni pertandingan yang krusial di Old Trafford--stadion kebanggaan ManUtd. ManUtd berada di zona degradasi dari Divisi Pertama dan Liverpool berada di papan tengah--aman dari zona degradasi dan mustahil mengejar gelar.
Seorang penulis olahraga, Graham Sharpe, mengatakan pertandingan saat itu dibayang-bayangi Perang Dunia I.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan pada kasus ini membuat para pemain memikirkan dirinya sendiri, 'ketika musim ini berakhir, mungkin tak akan ada lagi yang diikuti'," ujar Shape seperti dikutip
BBC.
Shape menerangkan ada kesaksian yang menyatakan pengaturan skor itu bahkan sudah dirundingkan pemain dua tim sesaat sebelum kick-off. Saksi mata mengungkapkan melihat pemain kedua tim bertemu di sebuah pub di kota Manchester untuk mendiskusikan skor akhir.
Memang sebelum laga berlangsung ada kabar nilai di bursa taruhan menempatkan peluang 8/1 untuk kemenangan ManUtd dengan skor 2-0.
Sekitar 18 ribu orang yang menyaksikan laga itu pun melihat suatu pertandingan yang aneh. Liverpool terlihat ogah-ogahan bermain. Dan salah satu keanehan terjadi ketika ManUtd sedang unggul 1-0 dan Liverpool mendapat penalti.
Penalti itu ditendang melebar jauh dari gawang--bahkan hampir mengenai bendera di pojok.
Namun, tak semua pemain ikut andil dalam pengaturan skor itu. Bahkan ada cerita di ruang ganti ada pemain yang enggan melanjutkan laga babak kedua.
Salah satu yang menolak adalah penyerang Liverpool, Fred Pagnam. Ia bermaksud merusak rekayasa, namun gagal ketika bola membentur mistar gawang. Sejumlah rekan tim memberikan isyarat sebagai tanda marah kepadanya.
Belakangan, Pagnam memberikan kesaksian yang memberatkan kawan-kawannya dalam sidang otoritas liga.
Seperti dikutip
Daily Mail setelah itu otoritas liga melakukan investigasi. Setelah investigasi, FA mengumumkan telah terjadi sebuah skandal pengaturan skor terkait taruhan pertandingan. Akibat hal itu tujuh pemain dinyatakan bersalah.
Salah satunya pemain ManUtd, Sandy Turnbull yang tak bermain namun hadir dalam pertemuan pengaturan skor pun terkena sanksi.
Kapten Liverpool, Jackie Sheldon, yang pernah bermain untuk ManUtd pun dituding sebagai otak dibalik skandal tersebut. Selain Sheldon di kubu Liverpool yang mendapat hukuman adalah Bob Pursell, Tom Miller, dan Thomas Fairfoul.
Sementara di kubu ManUtd yang dihukum adalah Turnbull, Enoch West, dan Arthur Whalley. Para pemain mendapat hukuman larangan bermain seumur hidup, kecuali ikut bertempur dalam Perang Dunia I.
Ketika perang berakhir ada enam yang kembali ke sepak bola setelah 1919. Adapun dua lagi, yaitu Turnbull tewas di medan perang dan West memutuskan tak akan pergi berperang dan memilih mencoba membersihkan namanya di pengadilan.
Akhirnya nama West betul-betul bersih saat usianya 59 akibat amnesti yang diberikan pada 1945. West sendiri tetap kukuh mengaku tak tahu perihal pengaturan skor itu hingga ia wafat pada 1965.
George Anderson
Pencetak dua gol untuk kemenangan ManUtd, Anderson tak mendapat hukuman dari liga. Ia menolak disebut terlibat dalam rekayasa tersebut dan hal itu diterima liga.
Anderson sendiri dituding terlibat skandal pengaturan skor pada 29 Desember 1917 dalam pertandingan melawan Burnley di Old Trafford. Dia diadukan tiga pemain Setan Merah ke Presiden sehingga kemudian dihukum pada 8 Januari 1918.
Seperti dikutip dari
Manchester Evening News, Anderson menjalani kurungan penjara selama delapan bulan setelah divonis bersalah oleh pengadilan Liverpool.