Gaji Ditunggak, Mengapa Pemain Liga Indonesia Tak Bertindak?

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Rabu, 15 Apr 2015 15:43 WIB
Meski kasus keterlambatan pembayaran gaji sudah menjadi kasus kronis, jarang ada pemain yang mau bersuara di depan publik atau menuntut hak.
Para pemain Persija masih belum menerima bayaran dari klub. (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masalah tunggakan gaji pemain merupakan salah satu masalah kronis di persepak bolaan Indonesia. Masalah terbaru menimpa pada Persija Jakarta yang para pemainnya belum digaji selama tiga bulan. (Baca Juga: Dana Sponsor Belum Turun, Persija Tunggak Gaji Pemain Tiga Bulan).

Namun menurut Ketua Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), Valentino Simanjuntak, tak banyak pemain yang mau menuntut haknya secara terang-terangan.

Valentino menuturkan, pada kasus penunggakan di klub Persija, pemain pun terbantu karena kehadiran Bambang Pamungkas yang mendorong dan memberitahu rekan-rekan setimnya untuk melapor ke APPI. Tapi kondisi ini tidak berlaku di seluruh klub dengan para pemain yang lebih memilih diam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berujar bahwa ada beberapa hal yang membuat para pemain enggan menuntut hak dan memilih terus bermain. "Pertama karena para pemain ini sangat mencintai sepak bola bahkan hingga mengalahkan apapun. Bagi mereka, yang penting adalah bisa bermain bola," kata Valentino ketika dihubungi CNN Indonesia melalui sambungan telepon.

"Mereka juga sangat mencintai klub yang ia bela, apalagi jika klub tersebut merupakan klub kebanggaannya."

Valentino bercerita ada juga pihak-pihak yang berkata pada pemain bahwa sepak bola adalah untuk kebanggaan sehingga akhirnya mereka merasa tidak enak untuk menuntut hak. "Ketika tidak dibayar, para pemain akhirnya bilang 'ya tidak apa-apa...nanti kami dibayar di akherat.'"

Menurut Valentino, dengan latar seperti itu, APPI pun kemudian perlu melakukan beberapa penyesuaian untuk mengajak para pemain menuntut hak. Misalnya dalam kasus PSMS Medan yang sempat melakukan demonstrasi di depan kantor PSSI beberapa tahun lalu.

"Ketika itu kami bahkan sampai mendatangkan seorang ustadz untuk meyakinkan para pemain bahwa mereka berhak untuk menuntut pembayaran gaji. Bahwa dengan menuntut hak sebenarnya mereka sedang bertarung untuk kebaikan."

Namun bukan hanya masalah kebanggaan atau ketidakenakanyang membuat para pemain bungkam. Menurutnya, ancaman pun sering kali hadir. Misalnya saja pemain yang diancam tidak bisa bermain di klub mana pun, jika ia membocorkan masalah penunggakan gaji.

Permasalahan Mendasar

Selain masalah-masalah di atas, permasalahan mendasar yang coba diatasi APPI adalah masalah ketidaktahuan tentang hak dan kewajiban sebagai pemain profesional.

Misalnya hak untuk memutus kontrak jika para pemain tidak dibayar tiga bulan. "Berdasarkan peraturan FIFA, seorang pemain boleh memutus kontraknya secara sepihak apabila klub tidak membayar gajinya selama tiga bulan."

APPI, menurutnya, akan mendampingi pemain jika mereka memilih untuk melakukan keputusan tersebut.

Misalnya saja dalam kasus Persija.

"Ada pemain yang ingin menunggu gaji mereka turun karena manajemen klub menjanjikan akan menyelesaikan masalah tersebut dalam waktu satu pekan ke depan. Tapi, jika ada yang mengambil keputusan untuk melepaskan diri dari kontrak, maka APPI akan membantu mereka."

(vws)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER