Jakarta, CNN Indonesia -- Apa jadinya ketika olahraga rekreasi masyarakat dijadikan sebuah ajang Olimpiade?
"Mencari kesenangan, kebugaran, sekaligus ajang promosi wisata dan budaya," tukas Hayono Isman, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) saat berkunjung ke redaksi CNN Indonesia, Rabu (15/4).
Hayono menerangkan Indonesia akan menjadi tuan rumah Tafisa World Games--olimpiade olahraga rekreasi masyarakat tahun depan. Kepastian itu didapat setelah Indonesia memenangkan bidding tuan rumah Tafisa pada 2011 silam.
 Ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Hayono Isman. (CNN Indonesia/Kiky Makiah) |
Sejauh ini, kata Hayono, ada 110 negara yang akan ikut dalam kompetisi olahraga internasional tersebut. Itu, lanjutnya, akan menjadi ajang Tafisa dengan jumlah negara peserta terbesar. Jumlah terbanyak sebelumnya saat Tafisa di Busan, Korea Selatan, 2008 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tafisa 2016 akan digelar pada 6-12 Oktober tahun depan dengan pusat penyelenggaraan adalah seluruh Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta. Sejauh ini, tukas Hayono, diperkirakan akan ada setidaknya 11,5 ribu peserta dari luar negeri dan 14 ribu dari dalam negeri.
Untuk memudahkan akomodasi peserta yang berjumlah ribuan orang tersebut, Kepala Bagian Promosi FORMI Ervik A Susanto menerangkan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyediakan informasi bagi calon peserta.
"Mereka tinggal memilih mau kelas losmen atau hotel bintang lima," sambung Hayono.
Budaya TradisionalHayono menerangkan dalam ajang Tafisa, FORMI akan menjadi jembatan bagi promosi olahraga yang merupakan budaya tradisional Indonesia.
"Kita punya Benjang (olahraga gulat asal Jawa Barat), dan banyak lagi," katanya.
Ia pun menambahkan Indonesia ini lebih kaya akan olahraga tradisional dibandingkan negara lain. Namun, lanjutnya, olahraga-olahraga tradisional itu sebagian besar masih belum dikemas dengan baik. Akibatnya dikhawatirkan olahraga yang berasal dari daerah itu akan punah lambat laun,
Atas dasar itu, Hayono mengutarakan Tafisa World Games 2016 akan menggunakan maskot Tarsius.
"Tarsius adalah
endangered species (spesies hewan langka), primata kecil dari Sulawesi. Itu menjadi perbandingan untuk
endangered culture," katanya.
Di sisi lain, Hayono menegaskan olahraga rekreasi masyarakat yang berada di bawah naungan FORMI bukan hanya menonjolkan sisi prestasi, melainkan kesenangan, keceriaan, dan kebugaran.
"Kalau untuk sisi prestasi biarlah itu urusan KONI dengan tujuan akhir
Olympics," ujar Hayono.
Pada saat yang sama Ervik menerangkan akan ada tiga kelompok besar cabang olahraga yang akan dipertandingkan untuk Tafisa yaitu olahraga tradisional atau rekreasi, kebugaran, serta petualangan dan tantangan.
Selain itu, lanjutnya, sebelum menuju Tafisa, FORMI memiliki agenda Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) yang akan digelar pada 9-11 Oktober 2015 di Bali.
(kid/kid)