Jakarta, CNN Indonesia -- Forum Komunikasi Mantan Atlet Nasional (FK MAN) meminta agar Menteri Pemuda dan Olahraga untuk mengevaluasi keberlangsungan satuan pelaksana Program Indonesia Emas (satlak Prima) dan juga menyelesaikan permasalahan ketidakharmonisan KONI-KOI.
Hal ini disampaikan oleh koordinator FK MAN, Taufik Hidayat, pada konferensi pers yang bertajuk "Menilai 100 Hari Kinerja Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga)" di Gedung Kompas Gramedia, Senin siang (16/2).
Konpers digelar untuk menilai gebrakan Menpora terhadap isu dan permasalahan terkini, yang dapat menjadi parameter penilaian terhadap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, dalam membenahi kementeriannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain meminta kedua hal tersebut, FK MAN juga memberikan analisis mereka terhadap sumber kebijakan yang tidak tepat serta mengusulkan lima saran untuk Imam Nahrawi.
"Dengan begini, mudah-mudahan orang juga tahu permasalahannya seperti apa. Kami sebagai mantan atlet juga turut peduli," ujar Taufik Hidayat selaku Kordinator FK MAN yang menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut. "Mudah-mudahan dengan forum ini mereka mendengar masukan-masukan agar bisa lebih baik lagi."
Selain Taufik, hadir juga 17 mantan atlet, di antaranya Sonny Kasira dari angkat besi, Muhammad Hariyanto dari atletik, Syamsul Anwar dari tinju, Sylvia Kristina dari anggar, Dian Arifin dari senam, Krisna Bayu dari judo, Suriyadi dari gulat, Budiman dari dayung, dan Utami dari renang indah.
Empat sumber kebijakan yang tidak tepat yang harus dipertanggungjawabkan Kemenpora atas penurunan prestasi Indonesia menurut FK MAN, yaitu:
1. Peranan satuan pelaksana Program Indonesia Emas (satlak Prima) yang tidak berjalan sesuai yang diamanatkan dalam Perpres No.22 Tahun 2010.
2. Tupoksi (Tugas, pokok, dan fungsi) yang tumpang tindih khususnya pada Dewan Pelaksana dan Satlak Prima, sehingga tugas dan penugasan baik sebagai pengarah, pelaksana, dan evaluator menjadi "kabur".
3. Tata kelola keuangan yang tidak transparan, cenderung lebih buruk, yang berakibat pada banyak hal seperti peralatan atlet untuk Pelatnas dan pertandingan tidak terdukung, mekanisme pencairan dana uang rumit, dan lain-lain.
4. Disharmonisasi antara KONI-KOI yang berkepanjangan, membuat kekuatan olahraga yang berada pada PB/PP seolah terbelah.
Sementara itu, FK MAN memberikan lima saran terkait dengan target sukses pelaksana dan sukses prestasi Asian Games 2018, yakni:
1. Evaluasi Perpres No.22 tahun 2010 tentang Prima (khususnya yang berkaitan dengan pembagian kewenangan/tupoksi)
2. Mengganti semua pejabat maupun pelaksana yang tidak kompeten dan sudah nyata terus menerus gagal, dengan SDM yang kompeten melalui test and proper.
3. Melaksanakan pembinaan Pelatihan Performa Tinggi (PPT) dengan aplikasi 'sport science' secara konsisten bukan hanya lips service.
4. Memperbaiki tata kelola keuangan dengan akuntabilitas yang tinggi.
5. Mengefisiensikan mata rantai birokrasi dukungan anggaran.
(vws)