Jakarta, CNN Indonesia -- Diskusi tentang Persebaya Surabaya di stasiun televisi lokal di Gedung Graha Pena, Surabaya, Kamis (16/4/2015) malam, berujung ricuh. Massa berseragam organisasi masyarakat Pemuda Pancasila (PP) menyerbu studio dan memaksa membubarkan acara.
"Ada sekitar 10 preman dari PP yang masuk studio dan membubarkan acara dengan merusak barang-barang di sini. Katanya ada sekitar 200 orang lagi yang menunggu kami di luar," jelas Ketua umum Persebaya 1927, Saleh Ismail Mukadar, kepada CNN Indonesia, Kamis (16/4) malam.
Berdasarkan penuturan Saleh, awalnya diskusi disiarkan langsung di televisi lokal itu berlangsung aman. Namun, pada pertengahan diskusi tiba-tiba sekelompok pemuda berseragam PP masuk ke studio dan minta acara dibubarkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya merusak properti seperti membanting meja dan kursi, Saleh mengatakan puluhan preman tersebut juga melakukan pemukulan. "Saya terkena pukulan di pipi," ujarnya.
Dia meyakini ratusan preman berseragam PP tersebut anak buah Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Mattaliti, yang sejak awal tidak pernah mengakui Persebaya 1927. Namun dia belum dapat memastikan apakah penyerangan ini merupakan inisiatif para preman atau karena instruksi dari La Nyalla.
"Kita tahu lah kalau PP itu anak buah La Nyalla," tuturnya.
Selain saleh, hadir pula sejumlah tokoh dalam diskusi tentang Persebaya tersebut, antara lain Arif Afandi (Mantan Ketua Umum Persebaya), Andi Slamet (mantan pelatih dan pemain Persebaya), dan Abdul Muis (Mantan Pengurus Persebaya).
"Tapi yang diancam akan dibunuh hanya saya dan Mas Arif Afandi," jelasnya.
(ags/ags)