PT Liga : Sulit Memulai Kompetisi Secepatnya

Haryanto Tri Wibowo | CNN Indonesia
Senin, 27 Apr 2015 20:29 WIB
CEO PT. Liga Joko Driyono menyebut secara teknis, kompetisi QNB League saat ini baru akan bisa kembali bergulir secara ideal pada bulan Juni mendatang.
CEO PT. Liga menjelaskan sulitnya menggelar QNB League dalam waktu dekat karena padatnya agenda tim nasional. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Jakarta, CNN Indonesia -- CEO PT. Liga Joko Driyono menegaskan QNB League tidak akan bisa digelar secepatnya. Hal itu sendiri lebih terkait dengan sisi teknis dan belum menyentuh aspek lainnya yaitu kesamaan pandangan Kemenpora, PT Liga, dan PSSI dalam melihat masalah yang ada saat ini.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berharap kompetisi QNB League bisa kembali bergulir dalam waktu dekat.

Namun dalam pandangan Joko, jika pihak Kemenpora, PT Liga, dan PSSI sudah mencapai titik temu, maka kompetisi QNB League sendiri tetap baru bisa digelar secara ideal pada bulan Juni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika pekan ini (2 Mei) Exco memutuskan kompetisi berjalan dengan harapan perizinan bisa dikantongi, maka kompetisi baru akan bisa bergulir pada 9 Mei mendatang," ucap Joko.

"Namun kemudian kompetisi harus berhenti pada tanggal 14 Mei karena ada pemusatan latihan tim nasional. Setelah itu SEA Games berlangsung dari 29 Mei hingga 11 Juni jika Indonesia mampu melaju hingga babak akhir."

"Usai SEA Games, ada Pra Piala Asia pada periode 6-18 Juni. Jadwal singkat, 1-2 pertandingan lalu libur sangatlah tidak ideal. Karena itu paling ideal kompetisi baru akan bergulir pada 19 Juni," kata Joko menambahkan.

Dengan padatnya agenda tim nasional pada dua bulan ke depan, memang sangat sulit bagi PT. Liga untuk mengatur bergulirnya roda kompetisi selain menyebut Juni sebagai waktu yang ideal saat agenda tim nasional sudah sepi.

"Satu hal yang bisa jadi pengecualian adalah klub dan tim nasional bersepakat. Jadi, tim nasional tetap menjalani pemusatan latihan dan kompetisi pun tetap menggelar pertandingan," ujar Joko.

Pengecualian yang disebutkan Joko itu sendiri boleh dibilang hampir sulit untuk diwujudkan. Pasalnya, tim-tim yang pemainnya banyak dipanggil memperkuat tim nasional kemungkinan besar tidak akan rela jika harus melanjutkan kompetisi saat kekuatan mereka berkurang. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER