Washington, CNN Indonesia -- Sudah hampir tiga setengah tahun presiden FIFA, Sepp Blatter, tidak menginjakkan kaki di negara Amerika Serikat. Menurut media olahraga
ESPN, salah satu penyebab hal ini adalah karena ia sedang menghindari penyelidikan Biro Intelejen Federal Amerika (FBI).
Pada November lalu, terkuak kabar FBI selama tiga tahun terakhir sedang melakukan penyelidikan tentang korupsi di tubuh FIFA, terkait dengan proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 yang diberikan kepada Rusia dan Qatar.
Namun, belum diketahui apakah Blatter termasuk ke dalam daftar nama pejabat senior FIFA yang sedang diselidiki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas badan sepak bola dunia itu sebenarnya melakukan penyelidikan internal tentang tuduhan suap di Piala Dunia tersebut dengan melibatkan Michael Garcia, seorang pengacara Amerika Serikat. Namun, hingga saat ini FIFA menolak untuk mempublikasikan laporan Garcia dan memilih untuk merilis intisari laporan setebal 42 halaman.
Garcia mengatakan, intisari tersebut justru mengaburkan hasil penyelidikannya dan ia kemudian mengundurkan diri dari Komite Etik FIFA.
Menurut film dokumenter ESPN, para penyelidik FBI kini sedang mencoba untuk mendapatkan laporan Garcia tersebut dengan dibantu seorang pejabat tinggi FIFA asal Amerika Serikat.
Menurut
Washington Post, beberapa hal yang tidak dituliskan pada intisari FIFA ditengarai adalah kritik terhadap Blatter dan eksekutif FIFA lain yang sebelumnya belum pernah menerima kritik.
Penyelidikan FBI bisa membawa implikasi serius kepada pihak-pihak terkait dan bahkan berujung tuntutan hukum. Hal ini yang dikabarkan menjadi alasan Blatter tak mau datang ke Amerika Serikat.
Meski demikian, Blatter sendiri tetap akan pergi ke Kanada. Melalui
The Guardian, ia memberikan konfirmasi bahwa dirinya akan hadir pada Piala Dunia Wanita di Kanada.
(vws)