Jakarta, CNN Indonesia -- Sekertaris Jenderal Konfederasi Uni Perdagangan Internasional, Sharan Burrow, menuntut agar sponsor FIFA lebih bertanggung jawab lagi terhadap nasib para pekerja di Piala Dunia 2022. Burrow juga menyatakan bahwa para pekerja berada pada kondisi yang buruk dan hal tersebut bisa merusak merek perusahaan.
Pada sesi jumpa wartawan pada Senin (18/5), mereka berkata bahwa sponsor-sponsor seperti McDonalds, Visa, Coca-Cola, adidas, Budweiser, Gazprom, KIA, dan Hyundai memiliki kekuatan untuk menekan baik FIFA maupun Qatar untuk memperbaiki kondisi ratusan ribu pekerja migran di negara Timur Tengah tersebut.
Qatar, calon tuan rumah Piala Dunia 2022, hanya memiliki sedikit fasilitas olahraga dan mereka sedang membangun berbagai proyek konstruksi besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burrow mengatakan bahwa 1,4 juta buruh migran sedang bekerja di Qatar dan jumlah ini akan meningkat hingga 2,4 juta orang karena Qatar akan membangun bendungan air dalam skala besar.
Burrow mengatakan bahwa para pekerja bersesak-sesakan di dalam satu kamar dan bekerja di suhu 50 derajat celcius dan tak mungkin meninggalkan para majikan mereka yang sering bertindak kejam.
"Para sponsor tau bahwa Qatar adalah negara perbudakan," katanya. "Negara ini adalah negara terkaya di dunia dan para pekerja seharusnya tidak diperlakukan seperti ini... para penggemar sepak bola tak ingin permainan ini dicemari."
Ia juga menuturkan bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah merancang kriteria tentang standar hak asasi para pekerja namun "FIFA menolak untuk membicarakan isu tersebut."
Burrow juga meminta agar FIFA menekan Qatar untuk memberikan upah minimum, membebaskan para pekerja untuk membuat serikat, dan juga menghentikan aksi diskriminasi terhadap para pekerja Nepal.
Koordinator dari Playfair Qatar, Stephen Russel menyamakan kampanye untuk sponsor FIFA ini dengan kampaye menuntut para produsen pakaian dan alat-alat elektronik untuk menghentikan pelanggaran hak pekerja di jaringan internasional mereka.
"Tak ada presiden FIFA yang berkata bahwa sepak bola adalah tentang perbudakan, diskriminasi, dan pelanggaran hak...namun ini yang terjadi," kata Russel kepada wartawan. "Mensponsori Piala Dunia yang seperti itu sama saja mensponsori tumpahan minyak."
(vws)