Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyesalkan peristiwa penangkapan pejabat-pejabat tinggi FIFA karena tuduhan korupsi dan mengatakan bahwa ada beda cara penanganan masalah di FIFA dan PSSI.
"Kami menyesalkan kejadian itu. (Namun) itu suatu langkah yang baik, sesuai dengan prinsip olahraga yang sportif, jujur," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (28/5).
JK menjelaskan bahwa kejadian tersebut bisa membawa olahraga sepakbola lebih baik ke depannya. Kendati demikian, JK memastikan pemerintah tak akan mengabaikan sanksi FIFA kepada PSSI akibat pertikaian antara Kementrian Pemuda dan otoritas sepak bola Indonesia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK mengatakan bahwasanya saat ini ada perbedaan antara FIFA dengan PSSI ketika dihadapakan permasalahan organisasi, yakni yang ditangkap adalah personel FIFA dan bukan lembaga.
"Kalau FIFA, yang ditangkap adalah orang yang bersalah, bukan FIFA-nya yang dibekukan, sehingga sepak bola tetap jalan," kata JK menjelaskan. Oleh karenanya, JK memastikan pemerintah akan segera memproses revisi surat sanksi administratif sebelum jatuh tenggat dari FIFA pada tanggal 29 Mei.
Sebelumnya, pihak keamanan Swiss melakukan penangkapan terhadap pejabat-pejabat tinggi FIFA karena tuduhan korupsi dan kemudian akan mengekstradisi mereka ke Amerika Serikat.
The Times, yang mengutip penegak keamanan yang tidak ingin disebutkan namanya, berkata bahwa tuduhan juga termasuk pencucian uang, penipuan, dan juga kehajatan terorganisir dengan kasus yang terentang hingga 20 tahun terakhir di tubuh FIFA.
Sementara itu, pemerintah berjanji akan segera merevisi surat pembekuan kepada PSSI yang ditandatangani Imam Nahrawi bertanggal 17 April 2015. Jika sanksi diturunkan maka timnas tidak dapat tampil dalam ajang internasional.
(vws)