Mantan Komite Etik FIFA: Saatnya Blatter Angkat Kaki

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Jumat, 29 Mei 2015 07:27 WIB
Mantan komite etik FIFA menilai Sepp Blatter merepresentasikan sebuah era di mana FIFA kehilangan kredibilitas dan kepercayaan publik pada olahraga sepak bola.
Presiden FIFA Sepp Blatter saat berpidato di tengah Kongres AFC di Manama, Bahrain, 30 April 2015. (Reuters/Hamad I Mohammed)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua hari jelang kongres FIFA demi menentukan kepemimpinan baru otoritas sepak bola dunia tersebut terjadi penangkapan petinggi-petinggi FIFA terkait skandal korupsi dan suap.

Terkait hal tersebut tekanan pun datang kepada Presiden FIFA Sepp Blatter yang kembali menyalonkan diri menjadi pemimpin organisasi tersebut. Ketua asosiasi sepak bola, legenda sepak bola, hingga sponsor FIFA memerikan tekanan kepada pria berusia 79 tahun tersebut untuk mundur.

Menanggapi hal tersebut Mantan Komite Etik FIFA Lee Murray menilai inilah saat yang tepat bagi Blatter untuk angkat kaki dari FIFA. Menurut Murray FIFA telah kehilangan kredibilitas sebagai otoritas sepak bola dunia di bawah kepemimpinan 'abadi' Blatter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Blatter telah berkecimpung di FIFA sejak 1975 dari mulai direktur teknik (1975-1981), Sekretaris Jenderal (1981-1988), hingga Presiden FIFA (1998-sekarang).

"Stigma bahwa FIFA adalah sebuah badan yang korup harus dihapus sekali dan selamanya. Satu ketakutan adalah hal itu tak akan terjadi sampai Sepp Blatter pergi," ujar Murray yang kini berprofesi sebagai komentator untuk televisi tersebut seperti dikutip Reuters.

Murray bertugas sebagai anggota Komite Etik FIFA kurun waktu 2006-2013.

"Meskipun sindiran lama telah berjalan dan bau korupsi yang dilayangkan terhadap pejabat tertinggi FIFA itu tidak pernah ada bukti keras yang diajukan bahwa itu adalah Blatter sendiri yang melakukan korupsi atau pernah mengambil suap," kata Murray,"Namun era dia merepresentasikan sebuah periode ketika FIFA kehilangan banyak kredibilitas dan kepercayaan dan Blatter akan selamanya membawa label tersebut."

Murray sendiri masih yakin permainan politik di FIFA akan tetap memenangkan Blatter untuk kembali memimpin organisasi tersebut. Blatter akan bersaing dengan Pangeran Ali bin Hussein dari Yordania untuk menduduki kursi presiden FIFA tersebut.

Sembilan petinggi FIFA dan empat eksekutif perusahaan olahraga ditangkap terkait skandal korupsi dan suap. Mereka ditangkap polisi Swiss pada Rabu (27/5) dini hari waktu setempat di hotel Bauer au Lac, Zurich.

Penangkapan itu sendiri terjadi atas permintaan Kejaksaan Federal Amerika Serikat. Amerika Serikat yang memiliki perjanjian bilateral dengan Swiss meminta mereka yang ditangkap itu diekstradisi ke Negara Paman Sam.

Total 47 tuduhan terkait korupsi dan pencucian uang diungkap ke publik oleh otoritas AS. Selain itu di Swiss pun kejaksaan negara tersebut merilis akan membuka penyelidikan atas dugaan pelanggaran hukum dalam penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

"Blatter telah mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan inilah saatnya membangun kembali kepercayaan kepada FIFA - tak ada jalan bagi membangun kembali kepercayaan di FIFA sementara Sepp Blatter masih di sana," ujar ketua asosiasi sepak bola Inggris Greg Dyke seperti dikutip Guardian saat menanggapi pernyataan Blatter yang dirilis lewat situs FIFA tersebut. (kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER