Jakarta, CNN Indonesia -- Usai sanksi FIFA jatuh kepada Indonesia, Tim Transisi akan menggelar Piala Kemerdekaan dengan kembali melibatkan BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) sebagai pelaksana verifikasi dan rekomendasi.
Meski belum dipastikan akan seperti apa persyaratan yang dibentuk Tim Transisi, namun ketua BOPI, Noor Aman, memperkirakan prosedurnya tidak akan terlalu berbeda.
"Tentu saja ada hal-hal yang bisa ditoleransi, misalnya kami lihat dulu klub apa saja yang dilibatkan. Kalau bukan klub profesional tentu kami tidak akan memberlakukan persyaratan seperti pada klub profesional," kata Noor saat dihubungi oleh CNN Indonesia, Minggu sore (31/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau begitu, Noor masih belum tahu apakah dengan demikian BOPI akan membuat dua model verifikasi dan rekomendasi.
"Apa yang dirancang Tim Transisi saat ini belum diketahui oleh BOPI. Tapi pertama mestinya Tim Transisi akan tentukan operator kemudian klub-klubnya."
"BOPI akan mengikuti Tim Transisi. Tim Transisi kan seolah-olah penjelmaan dari PSSI, BOPI pasti harus kerja sama."
"BOPI juga sudah memberikan bantuan dua sampai tiga orang staf teknis yang masuk ke dalam Tim Teknis Tim Transisi," tutur Noor menjelaskan.
Sementara menanggapi sanksi FIFA yang baru saja menjerat sepak bola Indonesia (30/5), menurut Noor semua berawal dari PSSI yang mengadu ke FIFA karena ada intervensi dari pemerintah.
"Dari sana kemudian muncul ancaman dari FIFA ke Kemenpora. Di situlah awal mulanya."
"(Sanksi) ini tidak mengenakkan, tidak ada manfaat. Sekarang tergantung bagaimana kita mengelola sanksi ini, bukan berarti kita tidak dapat membentuk tata kelola sepak bola yang baik," kata Noor berpendapat.
"Semua (PSSI-Kemenpora) harus sadar, kerja keras perbaiki kekurangan bersama-sama demi sepak bola Indonesia yang lebih baik," tuturnya.
(ptr/ptr)