Zurich, CNN Indonesia -- Empat hari seteleh kemenangannya sebagai presiden otoritas sepak bola dunia, Sepp Blatter mengumumkan akan mengundurkan diri dalam kongres luar biasa FIFA mendatang.
Pengunduran diri Blatter ini ditengarai lantaran kritikan tajam terkait skandal korupsi yang melibatkan beberapa petinggi FIFA. Blatter pun disebut-sebut mengetahui kasus tersebut.
Berikut jalan terjal menuju pengunduran diri Sepp Blatter yang diumumkan pada Selasa (2/6) malam WIB:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oktober 2010Media Sunday Times menuliskan dua anggota komite eksekutif FIFA, Reynald Temarii (Tahiti) dan Amos Adamu (Nigeria), juga menawarkan "penjualan" suaranya dalam proses penunjukan tuam rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Mei 2011Ketua Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) saat itu, Lord Triesman, mengatakan empat anggota komite eksekutif FIFA juga meminta uang untuk meloloskan Inggris sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018. Masalah itu pun kembali ditutup.
Blatter menggelar temu wartawan yang menyatakan hal itu tidaklah benar. Ia juga menyangkal Issa Hayatou dan Jacques Anouma menerima suap terkait penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Desember 2010FIFA resmi menunjuk Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018, dan mengumumkan keputusan penuh kontroversi bahwa Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah untuk gelaran yang sama pada 2022. Keputusan itu diketahui mengabaikan saran dari laporan pihak FIFA sendiri terkait cuaca panas.
Mei 2011Anggota komite eksekutif FIFA dari Qatar, Mohammed bin Hammam, melaporkan adanya pemerasan sebesar 40 ribu dolar AS untuk delegasi dari Karibia untuk mendukung Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Hammamm pun kemudian dihukum larangan mengikuti urusan persepakbolaan seumur hidupnya.
Maret 2012Sepp Blatter menunjuk pengacara Amerika Serikat, Michael Garcia, sebagai ketua penyelidikan untuk "membedah" proses penunjukan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
November 2014Mantan anggota komite eksekutif FIFA, Chuck Blazer, dikabarkan bekerjasama dengan Biro Investigasi Federal AS (FBI) untuk membongkar korupsi di tubuh organisasi sepak bola dunia itu.
November 2014Pengacara Amerika Serikat, Michael Garcia kecewa lantaran hasil investigasinya terkait penunjukan Piala Dunia 2018 dan 2022 telah disalahartikan oleh hakim etik, Hans-Joachim Eckert. Dan FIFA pun menutup kasus tersebut.
27 Mei 2015Sembilan petinggi FIFA ditahan pihak kepolisian Swiss atas permintaan jaksa penuntut umum Amerika Serikat. Mereka diduga terlibat skandal korupsi yang mencapai angka lebih dari 150 juta dolar AS.
Beberapa jam setelah penangkapan tersebut, jaksa penuntut umum Swiss mengumumkan akan membuka penyelidikan terkait penunjukan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
 Penangkapan beberapa petinggi FIFA, dua hari jelang kongres FIFA, yang diduga terlibat skandal korupsi.(Reuters/Arnd Wiegmann) |
29 Mei 2015Sepp Blatter memenangkan pemilihan presiden FIFA pada Kongres yang dilaksanankan di Zurich, Swiss.
2 Juni 2015Presiden FIFA terpilih, Sepp Blatter menyatakan akan meletakkan mandatnya dari Kongres FIFA 29 Mei lalu, pada saat gelaran Kongres Luar Biasa FIFA mendatang.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, disebut terlibat dalam transaksi 10 juta dolar AS untuk mengamankan status Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010. Ia dikatakan mengetahui aliran dana tersebut ke mantan presiden FIFA, Jack Warner.
(vri)