Kepolisian Afrika Selatan Buka Penyelidikan Skandal FIFA

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Jumat, 05 Jun 2015 07:37 WIB
Unit kepolisan elite di Afrika Selatan, Hawk, mulai membuka penyelidikan awal skandal FIFA yang diduga melibatkan pejabat lokal terkait Piala Dunia 2010.
Afrika Selatan mendapatkan tuduhan membayar hingga US$10 juta untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. (REUTERS/Radu Sigheti)
Johannesburg, CNN Indonesia -- Unit kepolisan elite di Afrika Selatan, Hawk, mulai membuka sebuah penyelidikan awal atas skandal FIFA yang mungkin melibatkan pejabat lokal terkait Piala Dunia 2010.

Hawk ditugaskan mencari bukti tentang tranksaksi gelap hingga 10 juta dolar AS yang menjerat Sekjen FIFA, Jerome Valcke, untuk mengamankan posisi Afsel sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010.

Rabu (3/6), Menteri Olahraga Afsel Fikile Mbalula mengonfirmasi pembayaran hingga 10 juta dolar AS tersebut kepada mantan Wakil Presiden FIFA, Jack Warner. Namun, pejabat kementerian itu tak mau menganggap pembayaran itu sebagai suap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Justru untuk pengembangan sepak bola di Karibia, di mana ketika itu Warner menjadi pemimpin Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (CONCACAF).

Ada 14 petinggi FIFA, termasuk Warner, yang menjadi subyek investigasi kejaksaan AS terkait skandal korupsi, suap, dan kejahatan terorganisir yang disebut menggerogoti FIFA.

Hawk, yang secara formal dikenal dengan nama Direktorat Investigasi Kejahatan Prioritas, menyatakan penyelidikan secara penuh akan diumumkan pekan depan.

Seperti dikutip dari Reuters, Juru Bicara Hawk, Hangwani Mulaudzi, menyatakan investigasi itu akan menjawab misteri dari sebuah kasus.

Kelompok sayap kanan, Freedom Front Plus, juga meminta polisi melakukan investigasi terhadap asosiasi sepak bola Afrika Selatan (SAFA).

"Kami berharap mengerti apa yang telah terjadi dan juga mendapatkan sebuah penjelasan dari pejabat sepak bola lokal," kata Jennifer Rautenbach, penasihat hukum dari Freedom Front Plus. (kid/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER