Indonesia, Tuan Rumah yang Terlalu Baik

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 07 Jun 2015 05:42 WIB
Secara keseluruhan dari turnamen Indonesia Terbuka, diwarnai banyak kejutan. Namun, sayangnya kejutan manis bagi Indonesia hanya hingga babak perempat final.
Greysia Polii dan Nitya Krishinda menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam babak final turnamen BCA Indonesia Terbuka. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- BCA Indonesia Terbuka 2015 adalah turnamen dengan nilai hadiah tertinggi dibandingkan turnamen-turnamen bulutangkis lainnya yang ada di dunia ini.

Bukan hanya itu saja, dalam beberapa tahun terakhir Indonesia Terbuka selalu didaulat menjadi turnamen terbaik dari segi penyelenggaraan.

Hal tersebut kemudian tak pelak membuat Indonesia patut dianugerahi label 'tuan rumah yang baik.' Indonesia terbukti menjadi negara yang sukses menyelenggarakan turnamen level super series premier yang bisa membuat puas para peserta dari negara-negara lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sayangnya, sukses penyelenggaraan yang dilakukan Indonesia tidak diikuti oleh sukses dari segi prestasi. Indonesia malah kemudian menjadi tuan rumah yang terlalu baik.

Bukan hanya membuat tamu-tamu nyaman dengan suguhan turnamen yang dikelola secara profesional, Indonesia juga malah 'membiarkan' tamu-tamu tersebut pulang dengan banyak gelar di tangan.

Indonesia pun cukup pada batasan menjadi penyelenggara yang baik. Tidak lebih dari itu. Namun fakta yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir justru makin banyak pebulutangkis dari luar negeri yang berpesta di Indonesia.

Dalam kurun waktu delapan tahun terakhir, Indonesia lima kali hampa gelar di turnamen ini yaitu pada 2007, 2009, 2010, 2011, dan 2014.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir--alias dari 50 gelar yang ada--Indonesia sendiri hanya meraih delapan titel juara. Jumlah yang sangat sedikit bagi negara yang mengklaim diri sebagai negara bulutangks seperti Indonesia.

Sementara itu dalam periode yang sama, China mampu meraih 19 gelar juara, lebih dari dua kali lipat jumlah gelar yang dimiliki oleh Indonesia.

Di setiap pertandingan yang kami ikuti pasti kami yakin bisa jadi juara.Nitya Krishinda
Di babak final Indonesia Terbuka kali ini, Indonesia hanya menempatkan satu wakil di partai puncak, sama seperti pencapaian pada dua tahun sebelumnya.

Kali ini Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari akan berdiri mempertahankan harga diri Indonesia sebagai tuan rumah ajang ini.

Pasangan ganda putri yang memenangkan medali emas Asian Games 2014 itu menjadi satu-satunya wakil Indonesia di babak final.

Di babak final, Greysia/Nitya bakal mendapat tantangan dari Tang Jinhua/Tian Qing dari China.

Meskipun maksimal hanya mendapat satu gelar, paling tidak Greysia/Nitya bisa benar-benar menyelamatkan rasa malu berupa hampa gelar yang mungkin menimpa Indonesia.

"Di setiap pertandingan yang kami ikuti pasti kami yakin bisa jadi juara. Hal ini bukan merupakan bentuk rasa percaya diri yang berlebihan, namun lebih pada keyakinan bahwa kekuatan kami tidak kalah dengan mereka," ujar Nitya.

Kejutan Manis Bukan Milik Indonesia

Secara keseluruhan dari jalannya turnamen Indonesia Terbuka, turnamen ini diwarnai oleh banyak kejutan. Namun, sayangnya kejutan manis bagi Indonesia hanya berlangsung hingga babak perempat final.

Setelah masuk ke babak semifinal, wakil-wakil Indonesia yang tetap berdiri adalah mereka yang sudah terbiasa jadi andalan di super series seperti Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan tentunya Greysia/Nitya.

Di saat Jepang bersuka cita karena kejutan berhasil mengantar Yui Hashimoto dan Kento Momota maju ke partai puncak, Indonesia justru harus gigit jari karena Ahsan/Hendra dan Tontowi/Liliyana tak mampu menemani Greysia/Nitya bertarung di hari terakhir Indonesia Terbuka.

Pada hari terakhir turnamen Indonesia terbuka di Istora inilah, pendukung Indonesia setidaknya ingin melihat terjadinya 'pesta kecil' lewat kemenangan Greysia/Nitya. Paling tidak itu menjadi hiburan sementara sambil menunggu kembali terjadinya 'pesta besar', yaitu saat banyak pebulutangkis Indonesia kembali berjaya di depan pendukungnya sendiri. (kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER