Jakarta, CNN Indonesia -- Teriakan
Eea-Huu menjadi sesuatu yang "nyaman" di telinga saat pertandingan bulutangkis di Indonesia.
Eea diberikan untuk pemain Indonesia sedangkan
Huu diperuntukkan bagi lawan. Lalu bagaimana sejarah sorakan 'Eea-Huu' di bulutangkis Indonesia?
Saat sebuah
shuttlecock melayang ke arah pemain Indonesia, penonton di Istora pun dengan kompak berteriak
Eea.
Shuttlecock pun kemudian melaju ke seberang net.
Pemain lawan Indonesia bersiap memukul
shuttlecock tersebut. Lalu mereka menyambutnya dengan koor teriakan
Huu yang membahana. Begitu terus berulang-ulang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat sebuah reli berakhir, ketika pemain Indonesia mendapat poin, maka seruan
Eea-Huu akan ditutup teriakan gembira
Yeaaah. Sebaliknya, saat reli tersebut berakhir dengan poin bagi lawan, maka seruan
Eea-Huu akan berujung pada nada kecewa
Aaaah.
Evolusi Teriakan Pendukung Bulutangkis
Pebulutangkis Indonesia di dekade 1980-an, Lius Pongoh mengenang saat dirinya aktif bermain. Menurutnya, teriakan
Eea belum sempat mengiringi perjuangan pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia saat itu.
"Waktu saya bermain belum ada yaaa sorakan
Eea-Huu seperti sekarang ini. Yang saya ingat waktu itu hanya ada sorakan Huu," tutur Lius mengenang.
"Jadi setiap lawan memukul bola jadi penonton bersorak
Huu itu saja. Kalau kami (pemain Indonesia) memukul belum ada iringan teriakan
Eea," katanya menambahkan.
Lantaran di zaman Lius belum ada, maka peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 1983 ini pun bisa memastikan bahwa zaman sebelum dia pun sorakan 'Eea-Huu' belum ada.
Beranjak ke generasi berikutnya, Rexy Mainaky yang mewakili generasi 1990-an mengaku ia sudah akrab dengan teriakan
Eea-Huu. "Sejak awal karier, teriakan
Eea-Huu sudah ada," tutur Rexy.
"Bagi saya, teriakan
Eea itu menambah semangat. Pukulan yang saya lakukan seperti jadi berirama," kata Rexy yang menjadi juara Olimpiade 1996 bersama Ricky Subagdja ini.
Dan setelah momen itu, teriakan 'Eea-Huu' makin lekat dengan suporter-suporter Indonesia. "Saat saya menjadi pelatih di luar negeri, para pemain sering kagum dengan kemeriahan suporter Indonesia. Mereka selalu memuji kehebatan suporter Indonesia yang turut membuat mereka jadi lebih bersemangat saat bermain," ucap Rexy.
Eksistensi 'Eea-Huu' dalam dukungan suporter Indonesia terus meningkat hingga saat ini. "Faktor penonton ini pula yang membawa saya bisa melaju hingga ke babak perempat final," tutur pebulutangkis Indonesia, Jonatan Christie.
Walau prestasi tahun ini belumlah sebaik yang diharapkan, para suporter Indonesia tak pernah lelah berteriak di Istora. Dan sepertinya nyanyian 'Eea-Huu' akan kekal abadi di dalam barisan suporter Indonesia.
(ptr/vri)