Singapura, CNN Indonesia -- Mantan Sekretaris Jenderal Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Peter Velappan mengaku terkejut dengan kepergian penerusnya, Alex Soosay, di tengah tuduhan menghasut untuk menutupi skandal dalam tubuh organisasi itu.
Pada Rabu (17/6) pekan ini, Soosay memilih mengundurkan diri dari jabatan sekjen setelah diskors pada pertengahan Mei lalu terkait skandal perintah menyembunyikan dokumen saat audit eksternal AFC pada 2012 silam.
Velappan yang kini berusia 79 tahun merupakan sekjen AFC kurun waktu 1978-2007. Posisi Velappan lalu diisi Soosay sejak 2008.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait situasi yang tengah menerpa pejabat teras AFC tersebut, Velappan mengaku kecewa dengan Soosay.
"Saya tak dapat mengerti mengapa Alex mengambil risiko menghancurkan karier dan namanya dengan melakukan tindakan bodoh seperti ini," ujar Velappan seperti dikutip
Reuters.
Di mata Velappan sebelum skandal penyembunyian dokumen tersebut, Soosay adalah seorang pesepak bola yang baik, seorang pelatih yang baik, dan juga melakukan pekerjaan dengan baik saat menjadi eksekutif di Asosiasi Sepak Bola Negeri Sembilan.
"Dia mengesankan saya sebagai seorang pria yang pekerja keras, sederhana, dan rendah hati. Jadi saya terkejut ketika saya tahu dia terlibat dalam insiden seperti ini," tukas Velappan.
AFC sendiri sampai dengan saat ini belum mempublikasi rincian investigasi atas tudingan yang melibatkan Soosay. Soosay sendiri sudah lebih dari 20 tahun berada di dalam tubuh AFC.
Skandal yang melibatkan Soosay itu pertama kali terkuak lewat pemberitaan yang dipublikasi Malay Mail.
Malay Mail memublikasi sebuah laporan yang mengklaim Soosay telah memerintahkan kepada Direktur Keuangan AFC Bryan Kuan Wee Hoong untuk 'lindungi saya.'
Media massa Malaysia itu juga mengungkapkan dalam video itu terlibat sebuah perbincangan antara Kuan dan investigator FIFA Michael John Pride ketika ofisial AFC mendiskusikan perbincangannya dengan Soosay pada 2012 silam.
Demi melakukan investigasi, AFC pun pada 13 Mei lalu memberikan skors terhadap Soosay.
Soosay sendiri dikenal bekerja erat dengan Qatari bin Hammam. Hammam disanksi seumur hidup pada 2011 lalu oleh FIFA karena terbukti terlibat skandal korupsi saat pemilihan Presiden FIFA. Hammam sendiri saat itu diketahui mendukung Presiden FIFA petahana, Sepp Blatter.
Untuk sementara fungsi dan tugas Soosay diberikan kepada wakilnya, Deputi Sekjen Windsor John.
(kid/kid)