New York, CNN Indonesia -- Setelah berbagai skandal yang mencuat di tubuh FIFA dalam beberapa bulan terakhir, Nobel Peace Center mengumumkan penghentian kerjasamanya dengan otoritas sepak bola dunia tersebut.
"Dewan direksi telah meminta agar kerjasama dengan FIFA diakhiri begitu situasi memungkinkan," ujar pernyataan Nobel Peace Center yang bermarkas di Oslo, Norwegia.
Sebelumnya badan pemberi hadiah Nobel itu tengah menjalin kerjasama dengan FIFA dalam sebuah kampanye bertajuk
Handshake for Peace. Namun dengan dihentikannya kerjasama tersebut, pihak Nobel berniat melanjutkan kerja sama serupa dengan asosiasi sepak bola lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dewan direksi juga meminta agar dialog dengan asosiasi sepak bola Norwegia untuk melanjutkan kampanye
Handsake for Peace tersebut dimulai.
Keputusan Nobel Peace Center ini sendiri keluar setelah sikap serupa juga dilakukan Interpol. Interpol menarik kerjasama senilai 20 juta euro dengan FIFA yang dimaksudkan untuk mempromosikan integritas di olahraga itu.
Pada akhir Mei lalu, pihak Amerika Serikat telah menangkap dan menahan sembilan petinggi FIFA atas dugaan korupsi, pemerasan, dan suap. Nama presiden FIFA, Sepp Blatter pun disebut-sebut terlibat kasus yang sama.
Namun desakan agar Blatter tak lagi mencalonkan diri sebagai presiden pun diabaikan. Blatter bahkan kembali terpilih untuk menduduki posisi tersebut.
Empat hari berselang, Blatter mengumumkan rencana pengunduran dirinya di kongres luar biasa yang akan segera digelar pada Desember mendatang. Kondisi ini dan semakin meluasnya kasus korupsi di tubuh FIFA membuat legitimasi Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 mulai diragukan.
(vri/vri)