Nepal, CNN Indonesia -- Permohonan berulang-ulang kepada presiden FIFA dan juga petinggi lainnya untuk mengakhiri "kekacauan dan ketidakteraturan" di tubuh Federasi Sepak Bola Nepal (ANFA) tidak mendapatkan jawaban, demikian dinyatakan oleh wakil presiden ANFA kepada Reuters pada Kamis (17/6).
Sepak bola di negara Asia Selatan tersebut masih berada dalam kondisi kacau sejak FIFA pada tahun lalu meluncurkan penyelidikan terhadap keanehan keuangan ANFA ketika dipimpin oleh presiden Ganesh Thapa.
Thapa, mantan wakil presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), tahun lalu secara sukarela mundur dan tidak terlibat dalam seluruh kegiatan sepak bola selama 120 hari. Sementara itu, FIFA melakukan penyelidikan terhadap kesalahan dalam pengurusan organisasi tersebut yang dilakukan oleh kolega Thapa di ANFA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FIFA belum melaporkan penemuan-penemuan mereka.
Parlemen Nepal juga telah melakukan penyelidikan terhadap tuduhan tersebut. Pada awal tahun mereka mengatakan bahwa proses penyelidikan ditunda dan mereka memiliki hak untuk melanjutkan kembali.
Pada Maret, Thapa menambah jumlah hari "hukuman" yang ia kenakan untuk dirinya sendiri yaitu selama 90 hari. "Hukuman" tersebut akan berakhir pada Jumat (18/6). Ia menolak berkomentar atau mengonfirmasi apakah ia akan kembali menjadi presiden.
Blatter, 79, undur diri sebagai presiden FIFA di tengah-tengah skandal kasus sepak bola terbesar yang menimpa dunia sepak bola.
Presiden pelaksana sementara ANFA, Lalit Krishna Shrestha, yang dulu sempat menjabat wakil presiden Thapa, meninggal pada awal bulan Juni setelah secara tidak sengaja terkena aliran listrik ketika sedang memperbaiki rumah.
Hal tersebut menambah kacau kondisi di tubuh organisasi tersebut.
"Saya mengerti bahwa FIFA memiliki prioritas lain, seperti Piala Dunia, pemilihan ulang dan juga pergantian di Komite Etik. Namun ini seharusnya tidak menjadi alasan mengabaikan asosiasi kami," kata wakil presiden ANFA, Karma Tsering Sherpa, kepada Reuters.
Ia berkata, berulang kali surat permintaan bantuan yang dilayangkan ANFA kepada Blatter dan Sekretaris Jendral FIFA, Jerome Valcke, tidak pernah dijawab. Terakhir kalinya ANFA mengirimkan surat adalah pada 20 Mei lalu.
FIFA berkata mereka tidak bisa memberikan komentar dengan segera.
Organisasi sepak bola dunia itu berkata bahwa ANFA telah menjadi subyek audit eksternal pada 2012 lalu dengan status "tidak memuaskan", dengan adanya "pergerakan uang yang tidak pantas" ketika Thapa menjabat sebagai presiden.
Dengan Thapa yang dijadwalkan kembali menjabat dan belum adanya penyelidikan FIFA, Karma Tsering Sherpa berkata bahwa akan terus menerus terjadi ketidakpastian.
"Sebelumnya, kami telah membuat FIFA awas dengan kekacauan dan ketidakaturan yang terjadi di dalam ANFA," kata dua wakil presiden ANFA, termasuk di antaranya Sherpa, dalam surat untuk Blatter bertanggal 20 Mei.
"Kami dengan hormat meminta komite darurat FIFA melakukan intervensi dengan segera."
Saat ini Nepal duduk di peringkat 183 dari 209 negara.
(vws)