Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin mulai gerah dengan dorongan dari negara-negara barat tentang peluang melakuakn bidding ulang Piala Dunia 2018 dan 2022 karena tudingan skandal suap dalam tubuh elite FIFA.
Seperti dilansir
Euro Sport, Putin menegaskan negaranya mememangkan bidding tuan rumah Piala Dunia 2018 dengan adil. Saat ini jaksa di Swiss sedang melakukan penyelidikan tentang dugaan kecurangan dalam penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Jaksa Agung Swiss Michael Lauber pekan lalu mengumumkan bahwa bank-bank di negara itu melaporkan sekitar 53 tindakan merncurigakan tentang pencucian uang terkait FIFA dan Piala Dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Inggris yang gagal dalam penentuan tuan rumah piala dunia pada ronde pertama 2010 silam menyatakan ada perilaku tidak adil dalam proses tersebut.
Namun, Putin menantang: "Jika ada satu orang pun yang memiliki bukti, biarkan dia memperlihatkannya. Kami menang dalam sebuah pertarungan yang adil dan kami akan menjadi tuan rumah Piala Dunia. Keputusan apapun akan kami pertimbangkan sebagai tindakan tak adil."
Putin menegaskan komite promosi Inggris untuk bidding tuan rumah Piala Dunia, yang salah satunya adalah David Beckham, tidak menunjukkan semua potensi yang dibutuhkan untuk meyakinkan para voter untuk mendukung negara tersebut.
"Kami tidak ingin keputusan itu diubah. Konstruksi dari stadion-stadion telah dimulai dan Piala Dunia berikutnya tinggal sesaat lagi," tukas Putin di sela Forum Ekonomi Internasional di St Petersburg, Rusia.
(kid/kid)