Jakarta, CNN Indonesia -- Evaluasi SEA Games 2015 telah digelar di Kementerian Pemuda dan Olahraga pada Kamis (25/6) namun Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi merasa evaluasi SEA Games 2015 kurang rinci.
Setelah evaluasi SEA Games kali ini, Imam akan mengharuskan ada forum yang lebih terbuka lagi antara pemerintah, KONI, KOI, dan Pengurus Pusat tiap cabor, agar segala sesuatunya tidak ada yang ditutup-tutupi.
"Terima kasih kepada seluruh yang hadir. Ini model yang coba kami terapkan dimana evaluasi harus detail dan mendalam. Namun menurut saya ini kurang detail," tutur Imam kepada CNN Indonesia usai evaluasi SEA Games 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin menarik benang merah bahwa harus ada kebijakan yang kuat tentang bagaimana hubungan antar stakeholder ini."
Imam kemudian menyoroti bahwa kenaikan anggaran yang ada untuk olahraga nasional sebagai sebuah hal yang seharusnya juga bisa memberikan perbaikan prestasi olahraga di Tanah Air.
"Anggaran Satlak Prima dari anggaran 2014 dari yang hanya 250 miliar rupiah sekarang sudah naik menjadi 600 miliar. Itu artinya kita punya komitmen kuat agar persoalan finansial yang ada selama ini bisa ditangani."
"Namun demikian, Kemenpora harus hati-hati karena kita harus mengikuti mekanisme pencairan keuangan karena kita diatur oleh beberapa regulasi yang mengikat tentang pencairan keuangan."
Imam pun kemudian memikirkan kemungkinan lahirnya badan baru agar masalah lambatnya pencairan pendanaan yang sering terjadi selama ini bisa diatasi.
"Mungkin saja nanti akan lahir badan pendanaan olahraga sehingga bisa mengantisipasi hal-hal darurat karena olahraga ini sifatnya dibutuhkan percepatan, yang mungkin kalau di korelasikan dengan proses penganggaran pasti ada soal gagal lelang, keterlambatan, dan sebagainya."
"Terobosan-terobosan seperti ini harus kita lakukan."
Saat ditanya mengenai bagaimana penyelarasan target dengan Satlak Prima di SEA Games mendatang, Imam berharap korelasi antara Pemerintah dengan Satlak Prima bisa lebih kuat di masa depan.
Sebelumnya Ketua Satlak Prima Suwarno berpendapat bahwa apa yang dihasilkan oleh Indonesia di Singapura yakni 47 emas, sudah melebihi target Satlak Prima yang ditentukan yaitu 46 emas. Sementara estimasi peringkat medali emas berdasarkan paparan Menpora adalah masuk peringkat II dengan meraih 72-79 medali emas.
"Apapun Prima, adalah kepanjangtanganan dari pemerintah. Maka sebisa mungkin yang diharapkan pemerintah harus diusahakan semaksimal mungkin."
"Saya kira ke depan harus ada sinkronisasi yang kuat. Ini faktor komunikasi saja," ujar Imam.
(ptr/ptr)