Jakarta, CNN Indonesia -- Hendri Pristiawan harus cuti kuliah karena tidak memiliki uang untuk membayar biaya kuliah akibat berhenti berjualan pernak-pernik sepak bola.
Hendri merupakan salah satu dari sekian banyak pedagang di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang mengalami kerugian finansial lantaran tidak dapat menjalankan profesinya akibat tidak adanya kompetisi sepak bola yang berjalan di Indonesia.
"Yang memukul adalah semenjak SK Kemenpora untuk pembekuan PSSI turun, kami tidak bisa berdagang. Harusnya satu pertandingan bisa dapat 3-5 jutaan rupiah, jadi tidak sama sekali," ujar Hendri di sela pengaduan ke Komnas Ham, Senin (27/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendri merupakan salah satu pedagang yang mengadu ke Komnas HAM terkait keputusan Kemenpora yang membekukan PSSI, bersama-sama dengan perwakilan suporter, pelatih, dan wasit.
Tidak adanya kompetisi sepak bola yang berjalan juga membuat Hendri harus cuti kuliah. Pria 24 tahun itu merupakan mahasiswa jurusan manajemen salah satu universitas swasta di Jakarta.
"Kami pun kemarin sudah melakukan diskon 20-30 persen, tapi teman-teman suporter tetap saja tidak ada yang mencolek barang dagangan," tegas Hendri.
"Saya sekarang berhenti jualan dulu. Kaos saya kasih saudara-saudara saja kemarin waktu Idul Fitri. Sekarang tidak ada modal. Semua pada pikir-pikir bagaimana saya bisa mengembalikan pinjaman di tengah pembekuan ini."
Sejumlah perwakilan pelatih, wasit, suporter, pedagang, melakukan pengaduan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait pembekuan PSSI oleh Kemenpora.
Pelatih Persija Jakarta Rahmad Darmawan, asisten pelatih Persebaya Tony Ho, dan pembuat petisi cabut pembekuan PSSI Ade Chandra, merupakan sejumlah nama yang mengadukan Menpora Imam Nahrawi ke Komnas HAM.
(har)