Jakarta, CNN Indonesia -- Petenis tunggal putri Spanyol Carolina Marin tersenyum--hampir tertawa--ketika ia mendengarkan lagu kebangsaannya diputar di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/8).
Perempuan yang baru saja memenangi gelar juara dunia dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015 itu menunjukkan ekspresi wajah berbeda dengan para peraih medali emas pada umumnya dalam sebuah ajang pesta olahraga.
Tak ada yang memahami makna dari ekspresi wajah perempuan yang berhasil mempertahankan gelar juara dunia itu. Belakangan, baru diketahui ekspresi itu muncul karena panitia tidak memutar lagu kebangsaan Spanyol yang benar. Kala itu, lagu yang diperdengarkan adalah lagu dari era penguasa fasis Spanyol, Jenderal Franco.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) pun buru-buru melontarkan permintaan maaf resmi setelahnya.
Irama lagu kebangsaan itu sebetulnya sama dengan lagu kebangsaan Spanyol di masa kini. Namun lagu di masa kini berbeda dengan era Franco. Setelah kematian Franco, lagu itu dimainkan tanpa lirik. Dan, di Jakarta akhir pekan lalu, ada lirik yang dinyanyikan dalam lagu kebangsaan itu.
Itulah alasannya Marin menunjukkan ekspresi wajah aneh. Sebuah reaksi atas salah pemutaran lagu.
'Federasi Bulutangkis Dunia dan tuan rumah, Asosiasi Bulutangkis Indonesia, menyesal sangat dalam atas situasi yang tidak mengenakkan ini,' demikian pernyataan BWF.
[Gambas:Youtube]Tak Bisa Membedakan Korut dan KorselSalah pemberian penghormatan juga sempat terjadi di pesta-pesta olahraga lain. Pada 2012 silam di ajang Olimpiade London salah penghormatan itu bahkan memancing emosi delegasi ofisial dan atlet Korea Utara.
Panitia Penyelenggara salah menampilkan bendera di layar ketika memperkenalkan para pemain dari kesebelasan sepak bola putri Korea Utara yang bertanding melawan Kolombia. Pasalnya, di samping foto para pemain, justru disandingkan dengan bendera Korea Selatan, bukan Korea Utara.
Skuat Korut pun memilih balik badan sebagai protes atas kesalahan itu. Maklum saja, Korea Selatan dan Korea Utara adalah negara bersaudara yang bermusuhan. Panitia pun buru-buru meminta maaf dan mempersuasi tim Korut agar mau kembali bertanding.
Lagu Rezim ApartheidMasih pada tahun yang sama, panitia penyelenggara kejuaraan dunia hoki salah memasang lagu kebangaan bagi tim Afrika Selatan. Pasalnya lagu kebangsaan yang diputar adalah lagu pada era rezim Apartheid di Afrika Selatan.
Delegasi Afsel marah, Ketua Umum Asosiasi Hoki Afrika Selatan bahkan menyebut itu telah menampar wajah negaranya. Dan, Asosiasi Hoki Britania Raya buru-buru melontarkan maaf serta menyatakan bertanggung jawab penuh atas kesalahan itu.
Lagu Film Komedi Jadi Lagu KebangsaanKejadian ini juga terjadi di tahun 2012. Atlet tembak Kazakhstan, Mariya Dmitrienko, yang menjadi juara turnamen menembak internasional kaget ketika ia mendengar lagu kebangsaan negaranya diputar. Pasalnya lagu yang diputar itu merupakan lagu dari film komedi dengan judul 'Borat'.
Lagu itu diplesetkan liriknya dalam film Borat sehingga merendahkan negara Kazakhstan.
Robbie Keane Jadi Pemain Timnas Pantai GadingPada ajang final Liga Sepak Bola Amerika (MLS) tahun lalu, penyerang LA Galaxy Robbie Keane medapatkan sepatu khusus dari sponsornya, Nike.
Namun, ada yang salah dari sepatu itu. Keane sendiri mungkin terlihat tak sadar tentang itu saat mengunggah sepatu yang ia terima ke media sosial.
 Unggahan Robbie Keane soal sepatu Nike-nya. (Internet Free Rights/Facebook Robbie Keane) |
Apa yang salah? Ternyata sepatu yang khusus diberikan untuk Keane itu dicetak bendera Pantai Gading. Padahal, Keane adalah penyerang yang berasal dari Republik Irlandia. Dua negara yang terpisah jauh dari segi kultur dan geografis.
Warna bendera kedua negara itu memang hampir sama dengan garis tiga warna yang vertikal yang terdiri atas unsur warna Oranye, Putih, dan Hijau.
Bedanya adalah urutannya. Jika Irlandia Hijau-Putih-Oranye, Pantai Gading justru kebalikannya, Oranye-Putih-Hijau.
Lagu Nazi untuk Jerman di Euro 2008Pada ajang Piala Eropa 2008, panitia penyelenggara salah menayangkan lirik lagu kebangsaan Jerman sebelum pertandingan. Lirik lagu yang ditayangkan itu adalah lagu nasional di era rezim Nazi yang dipimpin Adolf Hitler. Lirik lagu itu sendiri sudah dilarang di Jerman.
Pihak penyelenggara pun meminta maaf karena menyalin lirik itu dari internet tanpa memeriksa ulang terlebih dahulu.
Tak Bisa Membedakan Niger dan NigeriaMomen paling terakhir terjadi sekitar setahun silam di ajang Piala Dunia 2014. Panitia penyelenggara prosesi pembukaan Piala Dunia di Brasil itu tak tahu bahwa Niger dan Nigeria adalah dua negara yang berbeda.
Saat pembukaan dan mengumumkan Nigeria sebagai salah satu peserta putaran final piala dunia tersebut, panitia memunculkan gambar bendera Niger, bukan Nigeria.
(kid)