Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak ada jalan pintas untuk Persebaya 1927 untuk kembali berkompetisi di bawah PSSI, demikian dinyatakan Ketua Umum otoritas sepak bola Indonesia, La Nyalla Mattalitti.
Hingga saat ini kota Surabaya memang memiliki dua Persebaya. Satu klub berada di bawah PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) dan Persebaya 1927 yang bernaung pada PT Persebaya Indonesia. (Baca kronologi konfliknya:
Persebaya Milik Siapa?)
Untuk mengurai kemelut ini, La Nyalla menawarkan agar Persebaya 1927 mengikuti aturan yang ada di daftar buku PSSI dengan konsekuensi harus berjuang dari strata terbawah kompetisi. Namun menurutnya, ia tidak ingin menjemput bola terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tergantung dari mereka. Mau dibujuk? Untuk apa?" katanya ketika dihubungi oleh CNN Indonesia melalui sambungan telepon. "Kayak mereka orang penting saja pakai dibujuk-bujuk. Kalau mau masuk (PSSI), masuk. Kalau tidak ya sudah,"
Administrator sepak bola berusia 56 tahun tersebut tidak setuju jika kondisi Persebaya sekarang ini dikatakan terpecah-belah. Menurut laki-laki kelahiran asli Surabaya itu, yang ada hanya asli atau palsu. "Yang asli itu Persebaya Surabaya dari PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB), yang palsu itu Persebaya 1927," ucap alumnus Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (1977-1984) itu.
Tak hanya klub, Bondo Nekat -- sebutan untuk para suporter Persebaya -- pun terbagi menjadi dua yakni yang mendukung Persebaya MMIB dan Persebaya Indonesia. Tapi La Nyalla tak mempermasalahkannya. "Lalu kalau di Surabaya itu ada yang namanya Bonek Perak, Bonek PP, Bonek Wonokromo, apa itu salah? Seperti JakMania saja ada banyak di Jakarta, dan seperti Persib ada bobotoh ada viking."
"Tidak apa-apa toh?" ujar mantan Ketua Umum MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur ini.
Selain itu, menurut La Nyalla, sportivitas merupakan salah satu kunci utama dari permasalahan Persebaya. Ia juga menekankan bahwa dalam menyelesaikan seluruh permasalahan ini, harus menggunakan cara berpikir mencari kebenaran dalam sepak bola.
Di tempat berbeda, CEO Persebaya di bawah PT MMIB Gede Widiade mengatakan bahwa ia tidak menutup diri pada solusi penggabungan kedua Persebaya, asalkan tidak memiliki kepentingan politis. Namun dirinya menolak jika klub yang ia pimpin harus berganti nama.
"Kenapa harus ganti nama? Apa yang dipermasalahkan? Di Spanyol dan Inggris, klub sepak bola (dari satu kota) bermain di liga dan kasta yang sama kok."
"Bayangkan,
ndak masalah itu. Asal dasar hukumnya berbeda," ujarnya.
Sementara itu, presidium bonek Persebaya 1927, Andy Kristiantono atau yang akrab dikenal dengan Andie Peci menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin berkompromi dan menolak adanya penyatuan kedua klub.
"Kami ingin Persebaya Surabaya hidup lagi, tapi tidak dengan cara melawan sejarah, tidak dengan cara melakukan negosiasi-negosiasi yang menghilangkan prinsip-prinsip sepak bola bersih," kata Andie. "Itu yang selalu menjadi manifesto kami."
(vws)