Jakarta, CNN Indonesia -- Mahaka Spoorts selaku penyelenggara ajang Piala Presiden membuat peraturan baru terkait wasit dan aksi
walkout seperti yang dilakukan Bonek FC di babak perempat final, Minggu (27/9).
CEO Mahaka Sports, Hasani Abdulgani mengatakan, para semifinalis sudah sepakat dan tanda tangan di atas materai terkait aksi
walkout. Menurutnya, mereka sepakat akan ada denda senilai Rp1 miliar jika sebuah tim melakukan
walkout.
Sementara soal pengadil pertandingan, pihak penyelenggara memberi hak bagi masing-masing semifinalis untuk memilih sepuluh dari 25 orang wasit pilihan Mahaka Sports.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua peraturan tersebut diketahui sebagai bentuk respon aksi
walkout yang dilakukan Bonel FC pekan lalu. Bonek FC memilih meninggalkan pertandingan di menit kesebelas lantaran tak terima dengan keputusan wasit yang memberikan penalti untuk Sriwijaya FC.
Adapun Maruarar Sirait selaku Ketua Komite Steril meminta agar hal-hal terkait wasit dan perangkat pertandingan lainnya menjadi perhatian utama. "Kemudian transparansi harus dibangun dan dipertanggungjawabkan. Dan pada waktunya dibuka kepada publik," katanya.
Denda Rp200 JutaTerkait keputusan walkout Bonek FC tersebut, Hasani belum memutuskan hukuman denda yang akan diajukan pihaknya. "Saya belum memutuskan denda pada Bonek FC, tapi minimun denda Rp100 juta," kata Hasani.
Hasani mengaku pihaknya meminta komisi disiplin menghukum Bonek FC dengan denda sebesar Rp200 juta. Meski demikian, keputusan sepenuhnya menjadi otoritas komdis. "Tapi kami mengusulkan denda Rp200 juta."
Sementara lawan Bonek FC saat itu, Sriwijaya FC turut menyesalkan peristiwa tersebut. "Karena bagi kami hasil akhir bukan segalanya. Yang penting buat Sriwijaya adalah ada turnamen dan pertandingan sehingga menggairahkan semua penggemar bola dan lainnya," kata manajer Sriwijaya FC, Robert Heri, kepada para awak media di Hotel Century, Selasa sore (29/9).
(vri/vri)