Panpel Tak Kuasa Menghadapi Calo Tiket

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Minggu, 18 Okt 2015 14:09 WIB
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, calo-calo tiket masih menjadi pemandangan umum di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (18/10).
Panitia penyelenggara masih memegang tiket final Piala Presiden, Minggu (18/10). (CNN Indonesia/Martinus Adinata)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panitia penjualan tiket mengatakan bahwa kehadiran calo di final Piala Presiden tak terhindarkan, meski penjualan tiket telah diperketat dan dibatasi. Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, keberadaan calo juga menjadi pemandangan umum di area Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (18/10)

Harga yang ditawarkan calo juga mencapai dua kali lipat, seperti tiket VIP yang dijual senilai Rp400 dari harga asli Rp200 ribu.

"Kami sebenarnya sudah membatasi per orang hanya boleh membeli tiga tiket. Namun, kami juga tak bisa berbuat apa-apa," ujar salah satu petugas penjualan tiket resmi di pintu timur, Dimas Laksono.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menghindari tiket palsu, panitia penyelenggara menaruh tanda hologram merah di setiap lembar tiket.

Tiket final Piala Presiden, memiliki hologram merah tanda asli. (CNN Indonesia//Martinus Adinata)


Pihak penyelenggara turnamen, Mahaka Sports, tidak menggunakan kapasitas penuh SUGBK sebanyak 80 ribu kursi, dan hanya 60 ribu kursi demi menjaga faktor keamanan. Dari jumlah tersebut, 30 ribu dijual melalui kelompok supoter Persib, lima ribu untuk pendukung Sriwijaya FC, lima belas ribu melalui penjual tiket dalam jaringan (daring) Raja Karcis, dan 10 ribu dijual di tempat.

Namun, Dimas mengaku penjualan tiket on the spot kali ini mencapai 28 ribu, bukan 10 ribu tiket yang  seperti yang direncanakan sebelumnya.

Menurutnya, tidak ada penambahan kuota tiket, tapi ada kuota suporter yang dikembalikan ke panitia.

Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, belum semua tiket terjual habis.

Koordinasi Dengan Raja Karcis

Terkait dengan keterlambatan penjualan tiket pagi tadi yang sempat menimbulkan kericuhan, Dimas mengaku pihak panitia tak mampu berbuat banyak.

Pasalnya, panitia harus berkoordinasi dengan penjualan tiket dalam jaringan Raja karcis dan pihak keamanan sebelum dapat membuka loket penjualan tiket.

"Harus koordinasi dulu. Karena tidak bisa jika di sini dibuka sementara di sana (penukaran tiket Raja Karcis di Pintu Tenggara) tidak," ujar Dimas melanjutkan. "Selain itu kita juga harus koordinasi dengan pihak keamanan jadinya sedikit terlambat."

Keterlambatan penjualan tiket itu sempat menimbulkan kericuhan di pintu utara. Namun, kericuhan langsung teratasi setelah kepolisian mengarahkan suporter yang mengamuk ke lokasi penjualan tiket lainnya.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER