Kapolda: Final Aman, Persija Bisa Kembali ke GBK

Abraham Utama | CNN Indonesia
Minggu, 18 Okt 2015 16:00 WIB
Kapolda Metro Jaya mengingatkan bahwa jika The Jakmania turut membuat sukses penyelenggaraan final, maka Persija bisa kembali berlaga di Stadion GBK.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian meminta agar The Jakmania mengamankan laga fina. (Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jayakarta, Inspektur Jenderal Tito Karnavian, mengatakan prilaku The Jakmania jelang, pada saat, dan usai pertandingan final kejuaraan Piala Presiden, Minggu (18/10), akan berdampak pada kesebelasan kesayangan mereka, Persija Jakarta.

Tito menuturkan, jika The Jakmania tidak membuat onar hari ini, maka Persija kemungkinan besar akan mendapatkan berbagai keuntungan seperti diizinkan kembali bertanding di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan.

"Ke depan, keuntungannya bagi The Jakmania dan Persija, mereka akan diizinkan bermain di GBK. Kalau bertanding ke luar kota pun akan diterima oleh pendukung kesebelasan lainnya," ujar Tito di Jakarta, Minggu siang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelbagai aksi yang dilakukan The Jakmania memang berkorelasi dengan nasib Persija Jakarta. Akibat kerusuhan yang mereka lakukan, tidak jarang Persija harus menjamu lawan tanpa pendukung.

Lebih dari itu, Persija bahkan kerap menjadikan stadion di luar Jakarta sebagai homebase karena sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.

Ketika bermarkas di luar kota, The Jakmania juga tercatat tidak lepas dari aksi keributan. Agustus 2013, The Jakmania bertikai dengan pendukung Persib Bandung, Viking alias bobotoh, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

Usai berkumpul dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Teddy Laksmana, Manajer Persib Umuh Muchtar dan Steering Committe Mahaka Sports Maruarar Sirait, siang tadi, Tito mengatakan tindakan kriminal yang terjadi jelang final Piala Kemerdekaan bukan didalangi The Jakmania.

Tito berkata, aktivitas pidana itu dilakukan remaja dengan rentang usia 12 hingga 14 tahun yang secara struktural tidak bergabung dengan kepengurusan The Jakmania.

"Baik The Jakmania, Viking dan pendukung klub lainnya, ada yang berstruktur, ada juga yang cair. Yang berstruktur ini dapat dikendalikan, tapi yang cair ini tidak jelas," katanya.

Secara khusus, Tito meminta media massa tidak terus-menerus mengangkat hal-hal negatif dari peristiwa tersebut. "Saya minta bantuan media massa untuk mendinginkan suasana, kasihan remaja-remaja ini. Kami tangkap malah menangis. Mereka tidak tahu apa-apa," tuturnya.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER