Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Satlak Prima yang baru, Achmad Sutjipto, mengatakan bahwa agenda perampingan organisasi yang dipimpinnya akan menjadi salah satu tugas yang ia laksanakan dalam waktu dekat.
Achmad hari ini resmi dikukuhkan oleh Menpora Imam Nahrawi menjadi Kasatlak Prima, bersama dengan empat Wasatlak Prima, yaitu Taufik Hidayat, Sadhik Algadri, Lukman Niode, dan Anton Subowo.
Laki-laki yang akrab dipanggil Tjipto in mengatakan bahwa Kemenpora berpesan harus ada perampingan pada struktur Satlak Prima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Struktur dan formasi adalah yang menggerakkan strategi. Kalau tambun dan tak lincah pasti susah," kata Tjip kepada awak media. "
Cross cutting dan tumpang tindih itu sangat dihindari, harus tahu tugas dan peran masing-masing."
Meski demikian, belum ada waktu pasti pelaksanaan perampingan struktur Prima. Ia hanya mengatakan pembenahan akan dimulai pada akhir Oktober nanti.
Di struktur kepempimpinan Satlak Prima saat ini, ia akan dibantu empat wakil.
Sadhik bertugas untuk mengurus cabor pertandingan sementara Taufik memegang peranan dalam cabor permainan. Sementara itu, perenang legendaris Indonesia Lukman Niode ditugaskan untuk mengawasi nomor cabor pengendalian dan pembinaan cabang lomba, sedangkan Anton Subowo, Sekjen PBSI, sebagai supervisi staff.
Menyoroti Peran Pelatih dan Sport ScienceSelain akan merampingkan Satlak Prima, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu juga mengisyaratkan akan membenahi kualitas pelatih-pelatih Indonesia.
Dia berpendapat bahwa pelatih tidak bisa lagi melatih hanya berdasarkan intuisi, mata, dan pengalaman, namun harus didukung dengan ilmu pengetahuan. Tjipto mengakui hal tersebut sulit dilakukan.
"Itu tidak gampang. Tugas Prima adalah untuk mengawinkannya, sehingga program-program bisa betul-betul dipertanggungjawabkan dengan nyaman dan aman. Semua tergantung pada performa pelatih, tidak ada kompromi dan tawar menawar."
Selain itu, Tjipto juga menjanjikan akan menyokong
Performance Enhacement Team dengan para ilmuwan keolahragaaan.
"Soal anggaran tak ada masalah, pemerintah sudah menggelontorkan Rp 600 miliar. Itu anggaran yang sangat besar," katanya. "Saya
kan sudah bilang ada rencana kerja strategis dalam jangka waktu 4 tahun. Angkanya 600 miliar. Masalah pengadaan dan lainnya sudah dimasukkan dalam perencanaan," ujar Cipto.
Meski membutuhkan waktu, ia yakin dapat mengelola dan meningkatkan prestasi olahraga Indonesia di lingkungan nasional hingga internasional.
"Di olahraga itu tidak ada
magical trick, semua ikut hukum alam. Yang saya harapkan mendatang segala prosesnya dapat berjalan dengan bagus, hasilnya kita serahkan ke Gusti Allah. Prima harus bawa pesan perubahan, sekutu kita adalah perubahan."
"Perubahan itu nanti bukan yang sembarangan, tapi yang memiliki nilai," kata Cipto dengan tegas.
(vws)