LADI Bermimpi Sampel Doping Diperiksa di Indonesia

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Jumat, 23 Okt 2015 16:20 WIB
Saat ini Lembaga Anti Doping Indonesia, LADI, harus mengeluarkan biaya banyak karena sampel uji doping dikirimkan ke luar negeri untuk diperiksa.
Ketua LADI 2015-2020 Basuki Suprapto ketika berbicara dengan wartawan seusai dilantik oleh Menpora Imam Nahrawi di Kantor Kemenpora, Jumat (23/10). (CNN Indonesia/M. Arby Putratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) yang baru saja dilantik, Dr. dr. Basuki Supartono, SpOT, FICS, MARS., berkeinginan agar lembaga yang dipimpinnya memiliki laboratorium yang terakreditasi dan diakui dunia internasional.

Basuki mengatakan, hal itu adalah satu dari sekian banyak dari pekerjaan rumah menumpuk di tangannya dalam periode kepemimpinan 2015 hingga 2020.

"Selama ini lembaga indonesia masih mengirimkan sampel ke luar negeri seperti ke India atau Thailand. Kami inginnya memiliki laboratorium yang terakreditasi dunia sehingga kami bisa periksa sampel di Indonesia," kata Basuki ketika berbincang dengan CNN Indonesia seusai dilantik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami setahun meneliti hingga 3000 sampel dan per sampel membutuhkan biaya sekitar 100 dolar."
Karena itulah, menurutnya, LADI butuh untuk disokong dengan anggaran untuk laboratorium, SDM, dan juga akreditasi dari wadah dunia (World Anti-Doping Agency).

Meski mengaku belum jelas jumlah anggaran yang diterima LADI untuk semua program itu, Basuki tetap optimistis. Ia berharap mampu membuat LADI terakreditasi di dunia.

"Sehingga para atlet tidak perlu khawatir kami layani, kami periksa sendiri di Indonesia," katanya.

Dalam masa kepengurusannya, laki-laki yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) Kemenpora itu juga memiliki target untuk membenahi kelembagaan dan meningkatkan program pelayanan dengan memberikan penyuluhan kepada dokter. Hal ini diharapkan agar dokter dapat memberikan pengawasan kepada para atlet untuk tidak menggunakan doping.

"Ini juga bisa jadi pencegahan agar jangan sampai para atlet memakai doping. Jadi para dokter dilatih untuk bisa mengawasi doping," ujarnya.

Basuki yang diminta oleh Sekretaris Kemenpora Alfitra Salam untuk menjadi ketua LADI, mengakui bahwa saat ini LADI kurang terdengar di masyarakat terutama karena sempat vakum selama setahun.

Ke depan, menurutnya, LADI akan mulai berbenah diri.

"Pertama adalah memberikan edukasi, juga gencar sosialisasi yang meyeluruh kepada masyarakat pada umumnya dan insan olahraga pada khususnya," kata Basuki.
(vws)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER