Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah lebih dari dua jam berlalu sejak Jakarta Marathon 2015 dimulai pukul 05.00 WIB, ratusan pelari yang telah menyelesaikan kategori lari mereka masing-masing mulai memenuhi silang barat Monumen Nasional (Monas) yang merupakan titik start dan finis ajang marathon kali ini.
Namun, marathon kali ini tak hanya menjadi milik pelari profesional semata lantaran berbagai lapisan masyarakat dari berbagai usia tampak menikmati perlombaan yang telah memasuki tahun ketiganya tersebut.
Salah satunya adalah seorang warga Jakarta yang membawa serta keluarganya, termasuk dua bocah berusia sembilan dan lima tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pertama kalinya ikut Jakarta Marathon , keluarga juga ikut semuanya," ujar Joko Purwanto, yang ditemui CNN Indonesia usai menyelesaikan lari 10k.
"Tadi si adek (anaknya) sempat digendong sebentar karena kecapaian. Tapi, ya akhirnya senang. Lagipula ini juga untuk kesehatan."
Selain Joko banyak peserta lain yang turut membawa serta keluarga mereka.
Tak jarang para peserta saling tunggu-menunggu agar dapat menyelesaikan marathon secara bersamaan, meski tak sedikit peserta yang memilih menunggu di garis finish.
Namun, setelah melewati garis finish mayoritas pelari banyak menggunakan waktu mereka untuk saling berfoto.
Hal serupa tak tampak dilakukan para peserta full marathon dan half marathon, yang mayoritas sudah terlalu letih untuk sekedar berfoto ria.
Keunikan Para PelariNamun, ajang marathon yang bertemakan festive marathon kali ini, selain diramaikan dengan suguhan musisi tanah air dan tarian tradisional juga turut diwarnai oleh sejumlah atribut menarik yang digunakan para peserta.
Mulai dari peserta half marathon yang mengakhiri marathon dengan penutup muka, hingga seorang peserta lari 10k yang menawarkan jasa pelukan di garis finish.
Jakarta Marathon 2015 tak hanya sekedar menjadi acara olahraga melainkan ajang kreativitas hingga gaya hidup masyarakat saat ini.
Namun dari segi kompetitif, Jakarta Marathon tetap mempertahankan tujuan mereka untuk menjadi salah satu event marathon besar dengan kehadiran sejumlah pelari elite dunia seperti Weldon Kirui (Kenya) dan Andrea Sambu Sipe (Tanzania) yang merupakan bagian dari 1.300 pelari mancanegara yang mendaftarkan diri di Jakarta Marathon tahun ini.
Selain itu ada pula 10 pelari elite nasional yakni: Agus Prayogo, Atjong Tio Purwanto, Ishari, Nikolas Albinus Sila, Sukarno, Triyaningsih, Feri Manrince Subnafeu, Nyai Agita, Yulianingsih, dan Novita Andrayani, yang turut memeriahkan Jakarta Marathon tahun ini.
Hadiah yang ditawarkan bagi para peserta juga tidak sedikit. Untuk kategori open, baik juara pria dan wanita akan memenangi masing-masing Rp250 juta, sementara pelari-pelari Indonesia akan berebut Rp120 juta untuk juara pertama kategori Indonesia. Nilai hadiah juara Half Marathon mencapai Rp70 juta, sementara Master 40+ Indonesian akan berebut Rp100 juta.
(kid/kid)