Lampu Kuning untuk Tim Bulutangkis Indonesia

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2015 09:48 WIB
Prestasi pebulutangkis Indonesia di ajang Super Series/Premier musim ini kurang menyenangkan dan harus dijadikan peringatan agar tak terulang tahun depan.
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari jadi salah satu pemain yang mampu merebut gelar musim ini. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rangkaian turnamen super series/premier tahun ini telah berakhir dan hanya menyisakan Final Super Series. Dari torehan yang ada, tim bulutangkis Indonesia wajib waspada terlebih Olimpiade Rio de Janeiro 2016 sudah di depan mata.

Tahun ini, Indonesia hanya meraih tiga gelar super series/premier, yang merupakan turnamen level teratas dalam kalender turnamen tahunan BWF. Tiga gelar super series itu dipersembahkan oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di Malaysia Super Series, Angga Pratama/Ricky Karanda di Singapura Super Series, dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari di Korea Super Series.

Satu hal yang paling mencolok dari torehan prestasi tim bulutangkis Indonesia tahun ini adalah ketidakberhasilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memenangkan satu gelar turnamen super series/premier. Hal itu yang akhirnya membuat catatan prestasi Indonesia tahun ini menjadi lebih buruk dibandingkan musim lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 2014, Indonesia meraih enam gelar super series/premier dengan tiga gelar di antaranya disumbangkan oleh Tontowi/Liliyana. Tren menurun makin jelas terlihat bila capaian prestasi di tahun 2013 juga ikut dimasukkan.

Saat itu Indonesia meraih total 10 gelar super series/premier plus satu gelar Final Super Series. Ahsan/Hendra meraih total lima gelar sedangkan Tontowi/Liliyana meraih empat gelar juara.

Keterpurukan tahun ini tentunya jadi 'lampu kuning' bagi tim bulutangkis Indonesia untuk menghadapi kalender bulutangkis musim depan. Terlebih pada 2016, ajang Olimpiade yang merupakan target utama bulutangkis Indonesia akan dipanggungkan.

Hal positif yang ada di tahun ini bagi Indonesia adalah munculnya 'nama baru' dalam daftar juara turnamen super series yaitu Angga/Ricky dan Greysia/Nitya. Keberhasilan mereka menjadi juara tentunya menjadi sebuah simbol bahwa pemain di luar Ahsan/Hendra dan Tontowi/Liliyana juga bisa diandalkan menjadi juara.

Marin Lesatkan Spanyol, China Masih yang Terhebat

Tahun ini juga ditandai keberhasilan Spanyol duduk di peringkat ketiga di bawah China dan Korea sebagai negara pengumpul gelar super series/premier terbanyak tahun ini.

Hal itu tak lepas dari kehebatan Carolina Marin yang mampu memenangi lima turnamen super series/premier tahun ini, termasuk Hong Kong Super Series akhir pekan ini.

Dengan catatan itu, koleksi gelar Marin tahun ini melebihi koleksi total negara yang dianggap kuat dalam percaturan bulutangkis seperti Jepang (4 gelar), Malaysia (3), Indonesia (3), dan Denmark (2).

China sendiri masih jadi negara yang paling dominan di kalender super series tahun ini. Meski tak mendominasi nomor tunggal putri dan ganda putra, China mampu meraup 27 gelar lewat keperkasaan mereka di nomor ganda putri dan ganda campuran dengan total 17 gelar dari dua nomor tersebut.

Bila di nomor ganda putri, China meraih gelar dengan parade kehebatan para ganda putri mereka, maka di nomor ganda campuran mereka mengandalkan Zhang Nan/Zhao Yunlei yang meraih enam trofi juara musim ini.

Dengan enam gelar di tangan, Zhang Nan/Zhao Yunlei bersanding dengan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong dari Korea sebagai pemegang gelar super series/premier terbanyak tahun ini. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER