Jakarta, CNN Indonesia -- Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mengaku kurang puas dengan pencapaian yang mereka raih di tahun 2015 ini. Meski demikian, keduanya tidak khawatir dan optimistis menatap tahun 2016 mendatang ketika Olimpiade Rio de Janeiro digelar.
Ahsan/Hendra sukses jadi juara dunia 2015 namun hanya mampu meraih satu titel super series/premier sepanjang tahun ini, yaitu di Malaysia Super Series Premier.
"Jika melihat catatan yang ada tahun ini tentu kurang puas namun kita tetap harus mensyukuri apa yang kita raih musim ini," ucap Hendra kepada CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin salah satu kekecewaan terbesar ada di All England tetapi bisa kita tebus di Kejuaraan Dunia kemarin," tutur Ahsan menimpali.
Meskipun hanya meraih satu titel super series, Ahsan/Hendra tetap tidak khawatir dengan performa mereka menuju 2016.
"Kami tidak merasa khawatir karena hal seperti ini biasa terjadi. Yang terpenting kami bisa tetap tahu kapan momen yang tepat untuk mencapai level permainan terbaik. Dan untuk di 2016, tentunya kami ingin mencapai peak performance di Olimpiade."
"Saat jadi juara Olimpiade 2008 pun, saya tak pernah menang di beberapa turnamen sebelumnya," ujar Hendra.
Pada seri turnamen super series/premier musim ini, duet Korea Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong menjadi ganda paling dominan dengan torehan enam gelar, dan di luar itu tak ada ganda yang mampu merebut lebih dari satu titel super series.
"Selain Lee Yong Dae/Yoo Yeon-seong, Zhang Nan/Fu Haifeng, dan Mathias Boe/Carsten Mogensen, ganda-ganda lainnya di 10 besar pun patut diwaspadai. Persaingan di ganda putra sangat ketat dan Lee Yong Dae/Yoo Yeon-seong pun pernah kalah di babak awal," kata Ahsan.
Di akhir tahun ini, Ahsan/Hendra masih akan mengikuti dua turnamen lagi yaitu Indonesia Masters di Malang dan BWF Super Series Finals di Dubai.
Sejak dipasangkan usai Olimpiade London 2012, Ahsan/Hendra sukses dua kali jadi juara dunia, sekali meraih trofi All England, dan merebut sejumlah titel super series lainnya.
(ptr/ptr)