Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu dari lima kandidat presiden baru FIFA, Pangeran Ali bin al-Hussein, berjanji akan memimpin otoritas sepak bola dunia itu secara transparan jika terpilih pada Februari mendatang.
Pangeran Ali sempat bersaing dengan Sepp Blatter untuk menjadi presiden FIFA, Mei lalu, namun memilih mengundurkan diri setelah kalah di putaran pertama pengambilan suara.
"Saya percaya orang-orang berhak mengetahui semuanya. Saya pikir jika Anda ingin memiliki akuntabilitas, Anda harus tahu apa yang berada di dalam sana sehingga Anda bisa menilainya," ujar Pangeran Ali kepada media Jepang, Kyodo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gaji, keuangan, dan hal lainnya yang harus dibuka (akan dibuka kepada publik). Mengapa tidak? Orang-orang ingin itu semua dibuka."
Bersama dengan Sheikh Salman Bin Ebrahim Al Khalifa dari Bahrain, Jerome Champagne dari Perancis, Gianni Infantino dari Swiss, dan Tokyo Sexwale dari Afrika Selatan, Pangeran Ali merupakan tokoh sepak bola yang berulang kali menyuarakan perubahan di tubuh FIFA.
Namun, Pangeran asal Yordania itu menyatakan kesalahan bukan terletak pada organisasi FIFA, melainkan orang-orang yang menjalankan otoritas sepak bola dunia itu.
"FIFA tidak rusak. Tapi saat ini berada di dasar dan kita dapat membangunnya kembali," ujar Pangeran Ali menambahkan.
"Untuk itu kita harus terbuka, kita harus transparan. Tak hanya dari perkataan tapi juga perbuatan. Saya pikir itulah yang orang-orang inginkan dan kita harus memiliki panduan baru tentang cara kita bekerja."
Pemilihan presiden baru FIFA itu sendiri baru akan dilangsungkan pada Kongres FIFA di Swiss, 26 Februari mendatang.
(ptr/ptr)