'Murdoch' Asal China di Balik Penjualan Saham ManCity

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Rabu, 02 Des 2015 12:04 WIB
Membeli 13 persen saham Manchester City bukan soal sembarangan. Butuh seorang wirausahawan kelas kakap untuk menegosiasikan perjanjian itu.
Pemimpin China Media Capital, Li Ruigang, yang baru saja membeli 13 persen saham Manchester City. (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengumuman resmi bahwa Manchester City telah melepas 13 persen sahamnya kepada dua perusahaan asal China, yaitu China Media Capital (CMC) dan Citic Capital, seolah datang tiba-tiba.

Akan tetapi, seperti dikabarkan The Telegraph, proses negosiasi pembelian saham itu sebenarnya telah berlangsung dalam dua tahun ke belakang. Majalah bisnis China, Caixin, mengatakan bahwa kesepakatan resmi juga sebenarnya telah diambil ketika presiden Xi Jinping mengunjungi markas Manchester City.

Sosok paling penting di balik pembicaraan tersebut adalah Li Ruigang, taipan media China yang sering dijuluki Rupert Murdoch dari Asia karena keputusan-keputusan bisnisnya. Li yang pernah memimpin kantor berita milik negara, juga menjadi tokoh yang membidani lahirnya CMC dan Citic Capital dan hingga kini masih memimpin kedua perusahaan ini.
Di bawah kepemimpinan Li, CMC kini memegang tiga hak siar dari entitas sepak bola paling populer di China, yaitu hak siar tim nasional China, Liga Super China, dan Liga Universitas China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wirausahawan asal Shanghai ini memiliki reputasi sebagai pemain kunci di balik kesuksesan China membuka kerja sama di bidang hiburan dan budaya di luar negeri, termasuk di antaranya beberapa pemain besar di dunia hiburan.

Ia memiliki teman-teman bisnis di tempat yang tepat hasil dari hari-harinya sebagai pejabat tingi partai politik di Shanghai. Jaringan ini yang membuat Li sukses menerobos pintu gerbang Manchester City. 

Seperti diberitakan BBC Sport, penjualan saham ini membuat Li kini menjadi anggota ketujuh dewan direksi City Football Group (CFG), perusahaan payung yang membawahi ManCity, New York City FC, Melbourne City FC, dan Yokohama Marinos.

"Tujuan utama dari kesepakatan ini adalah agar kami bisa mendapatkan pengalaman yang bisa kami bawa untuk mengembangkan industri olahraga China," kata Li kepada harian berbasis di kota Shanghai, The Paper.
Li sendiri merasa bangga dengan akusisi 13 persen saham Manchester City, klub papan atas di liga paling populer di dunia. Langkah ini menjadikannya unggul dari perusahaan-perusahaan lain yang memang berinvestasi di olahraga.

Alibaba, perusahaan e-commerce yang dimiliki salah satu hartawan China, Jack Ma, baru-baru ini membeli Guangzhou Evergrande. Sementara itu 16 klub Spanyol juga dikabarkan telah menerima suntikan dana segar dari China, termasuk di antaranya adalah Atletico Madrid yang disokong perusahaan milik Wang Jianlin, orang terkaya di Asia.

Tapi tidak ada dari klub-klub itu yang berada satu kelas dengan Manchester City.  

"Mudah bagi konsorsium asing untuk berinvestasi di divisi bawah sepak bola Inggris," kata Li sebagaimana dinukil dari The Telegraph. "Tapi untuk menanamkan uang di klub papan Inggris sangat sulit, terutama pada klub seperti Manchester City yang tidak kekurangan uang."

Kesuksesan negosiasi ini dikabarkan Caixin membuat presiden Xi Jinping yang dikenal sebagai penggemar fanatik sepak bola terkesan. Terutama karena Xi saat ini telah menjadikan sepak bola sebagai prioritas nasional.

Selain karena ingin membayar rasa malu keterpurukan tim nasional China, Xi juga berencana untuk membuat lebih banyak lagi anak-anak melakukan olahraga.
(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER