Jakarta, CNN Indonesia -- Meski Kepolisian Swiss melakukan penangkapan para petinggi FIFA, Komite Eksekutif organisasi tersebut tetap akan melangsungkan pertemuan untuk membahas penanganan krisis yang terjadi dalam tujuh bulan terakhir.
Pada Kamis (3/11) dini hari, polisi Swiss menyerbu beberapa hotel mewah di kota Zurich untuk menangkap para petinggi FIFA atas permintaan Departemen Kehakiman Amerika Serikat.
Penangkapan ini dilakukan hanya dua jam sebelum FIFA mengadakan rapat di markas besar mereka tentang penanganan skandal dan proses pemulihan otoritas sepak bola tertinggi di dunia tersebut.
Di rapat tersebut, Komite Eksekutif juga akan memilih paket-paket reformasi yang telah dirancang oleh gugus tugas (taskforce) reformasi FIFA yang terbentuk pada 21 Juli lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut jurnalis BBC, Richard Conway, dan jurnalis The New York Times, Sam Borden, yang berada di Zurich, FIFA tetap akan melangsungkan pertemuan itu.
FIFA kini menghadapi skandal terbesar dalam sejarah mereka setelah Kejaksaan Agung Amerika Serikat mengeluarkan perintah penangkapan terhadap 14 petinggi FIFA pada awal Mei Lalu.
Presiden FIFA Sepp Blatter juga telah meletakkan jabatannya dan kini sedang menerima sanksi tidak boleh beraktivitas di dunia sepak bola selama tiga bulan karena terkait skandal pembayaran terhadap Michel Platini.
Pada September, Kejaksaan Agung Amerika Serikat sempat mengatakan bahwa akan ada gelombang penangkapan petinggi sepak bola selanjutnya.
The New York Times mengabarkan bahwa lebih selusin orang diamankan oleh kepolisian Swiss pada hari ini. Namun, hingga berita ini diturunkan, Kantor Kehakiman Federal Swiss (FOJ) hanya menyatakan dua petinggi FIFA telah ditangkap oleh kepolisian.
Keduanya ditangkap atas tuduhan suap terkait penjualan hak siar turnamen-turnamen di Amerika Selatan, termasuk di antaranya pertandingan kualifikasi Piala Dunia.
FOJ menyatakan bahwa mereka akan mengumumkan nama-nama pihak yang ditangkap pada hari ini juga.
(vws)