Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komite Ad-hoc bentukan FIFA, Agum Gumelar, berharap tim yang ia pimpin mendapatkan kepercayaan masyarakat dan pemerintah Indonesia demi pembenahan sepak bola tanah air.
Harapan itu dilontarkan Agum selepas rapat perdana Komite Ad-hoc di kantor Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Jakarta, Jumat (11/12), yang turut dihadiri perwakilan dari Federasi Sepak Bola Asia (AFC), Mariano Araneta.
"Harapan saya agar semua pihak menahan diri, jangan membuat pernyataan yang dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat," ujar Agum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian, beri kepercayaan pada komite ini untuk bekerja, demi tercapainya keinginan Presiden Joko Widodo melakukan reformasi sepak bola," sambung pria mantan Menteri Perhubungan tersebut.
Sebelumnya, Agum sempat menjelaskan latar belakang di balik terbentuknya Komite Ad-hoc, yang melibatkan mayoritas stakeholder di Indonesia itu.
Pria 69 tahun itu menyatakan FIFA membentuk Komite Ad-hoc karena mendengarkan permintaan Jokowi yang kecewa dengan kondisi persepakbolaan nasional. Kekecewaan itu disampaikannya dalam pertemuan delegasi FIFA-AFC dengan Presiden, 2 November lalu.
"Keinginan Presiden itu direspons positif oleh FIFA. Tapi reformasi tetap harus dilakukan sesuai sistem sehingga dibentuklah Komite Ad-hoc ini agar sesuai dengan statuta FIFA," ujar Agum melanjutkan.
Komite Ad-hoc sendiri terdiri dari sejumlah stakeholder sepak bola Indonesia seperti perwakilan pemain, PT Liga, KONI, dan KOI.
Pemerintah yang juga diminta masuk Komite Ad-hoc oleh FIFA, hingga saat ini masih belum setuju bergabung dengan tim bentukan otoritas sepak bola dunia tersebut.
(har)