Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan surat resmi otoritas sepak bola dunia, FIFA, terkait keberadaan komite Ad-Hoc Reformasi sepak bola Indonesia. Imam kemudian mendorong komitmen FIFA untuk melakukan reformasi di dalam tubuh organisasinya sendiri.
Pada 3 Desember lalu, FIFA telah mengesahkan Komite Ad-Hoc Reformasi yang merupakan gabungan dari beberapa entitas terkait sepak bola. Keberadaan Komite Ad-Hoc ini adalah hasil dari kunjungan perwakilan FIFA-AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) pada awal November lalu. Pemerintah melalui Kemenpora belum mengirimkan wakilnya untuk Komite tersebut dan pada hari yang sama dengan pengesahan Komite telah mengumumkan susunan Tim Kecil tersendiri.
Menurut Imam, reformasi bukan sebatas soal karut-marut kondisi persepakbolaan Indonesia, melainkan juga dalam tubuh otoritas sepak bola dunia yang saat ini terus-menerus dihantam skandal korupsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan pertimbangkan itu (surat FIFA)," ujar Imam selepas Rapat Koordinasi Persiapan Asian Games 2018 di Kemenko PMK, Senin (7/12).
"Perhatian kami adalah komitmen FIFA untuk mereformasi diri sendiri maupun anggota-anggotanya. Komitmen itu yang harus kami dorong."
Setelah skandal korupsi menyeret sejumlah petinggi FIFA termasuk presidennya, Sepp Blatter, integritas organisasi itu semakin tercoreng setelah Kepolisian Swiss kembali menangkap dua anggota Komite Eksekutif FIFA atas tuduhan suap terkait hak siar di turnamen sepak bola Amerika Selatan.
Penangkapan yang dilakukan atas permintaan Kejaksaan Agung Amerika Serikat ini dilakukan hanya dua jam sebelum FIFA mengadakan rapat di markas besar mereka tentang penanganan skandal dan paket-paket agenda reformasi.
Beberapa jam setelahnya, Kejaksaan Agung AS mengumumkan bahwa mereka mendakwa 16 petinggi FIFA lainnya atas tuduhan suap.
(vws)