Jakarta, CNN Indonesia -- Kejurnas Bulutangkis 2015 telah berakhir. Satu hal yang disesali Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) adalah sepinya minat masyarakat untuk menonton langsung ke Tennis Indoor Senayan.
Babak final yang digelar pada Sabtu (12/12) mempertandingkan sejumlah nama tenar di lima nomor kategori dewasa. Namun hal itu tak juga menarik minat penonton untuk datang langsung ke arena pertandingan.
Berdasarkan pantauan
CNN Indonesia, kapasitas Tennis Indoor Senayan hanya terisi pada kisaran 10-20 % dari keseluruhan kapasitas 4000 penonton Tennis Indoor Senayan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait dengan jumlah penonton yang ada sepanjang Kejurnas berlangsung, tentu saja kami kecewa karena tak sesuai dengan harapan kami."
"Awalnya kami berharap karena Kejurnas dilangsungkan di pusat dengan arena yang bisa menampung banyak penonton, maka banyak orang yang hadir menyaksikan Kejurnas kali ini. Namun ternyata harapan kami tak sesuai dengan kenyataan," ujar Wakil Sekjen PBSI Achmad Budiharto kepada
CNNIndonesia.com.
Menurut Budi, ada beberapa hal yang bisa jadi alasan mengapa Kejurnas 2015 tak bisa jadi magnet kuat untuk mendatangkan banyak penonton di Jakarta.
"Mungkin karena penggemar bulutangkis di Jakarta sudah terbiasa dengan ajang yang sifatnya internasional seperti Indonesia Terbuka jadi mereka kurang tertarik untuk menyaksikan turnamen skala nasional."
"Alasan lain di luar itu mungkin sifatnya non teknis seperti biaya parkir kendaraan yang mahal di kawasan Tennis Indoor Senayan ataupun promosi yang kurang gencar," kata Budi.
Sepinya penonton di Kejurnas 2015 bakal jadi pertimbangan penting bagi PBSI untuk menggelar turnamen skala nasional di tahun-tahun mendatang.
"Mungkin nantinya untuk turnamen seperti Kejurnas akan diselenggarakan di kota lain dengan harapan animo penonton lebih bagus."
"Untuk ajang Indonesia Masters di Malang kemarin saja, arena pertandingan selalu terisi penuh," ucap Budi.
Terkait penyelenggaraan Indonesia Terbuka, Budi juga memastikan bahwa untuk tahun depan Jakarta masih jadi lokasi penyelenggaraan.
"Tahun 2016 Indonesia Terbuka masih berlangsung di Jakarta karena renovasi untuk Asian Games belum dilakukan."
"Namun untuk tahun selanjutnya masih belum jelas dan ada kemungkinan untuk diselenggarakan di kota lain. Saat ini PBSI tengah menimbang kota mana yang memenuhi syarat untuk jadi tuan rumah Indonesia Terbuka," kata Budi.
(ptr)