Jakarta, CNN Indonesia -- Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011, Casey Stoner, mengaku meninggalkan Honda Racing Corporation (HRC) karena merasa jadi ancaman pebalap nomor satu Repsol Honda, Marc Marquez.
Berbicara kepada
Motorsprint, Stoner mengatakan tidak pernah mendapat peran lebih sejak kembali bergabung dengan HRC sebagai pebalap tes dan duta besar pada 2013.
Stoner menganggap HRC tidak memaksimal perannya di tim Repsol Honda. Bahkan ketika Dani Pedrosa absen di tiga seri pada awal musim MotoGP 2015, HRC lebih memilih menggunakan jasa Hiroshi Aoyama ketimbang Stoner.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peran saya di Ducati dan Honda tidak masa. Di Honda saya hanya menjadi pebalap tes, saya tidak punya peran lainnya. Sejujurnya, Honda tidak memaksimalkan potensi saya," ujar Stoner seperti dilansir
Autosport.
Stoner yang akhir tahun 2015 memutuskan pindah ke Ducati, mengklaim Marquez takut nama besarnya di Honda akan tenggelam jika pebalap asal Australia itu tampil bersama Honda.
"Saya pikir Marquez dan semua temannya merasa terancam oleh saya. Saya tidak tahu kenapa mereka berpikir seperti itu, tapi itu yang saya rasakan," ujar Stoner.
"Saya berada di Honda untuk melakukan sejumlah tes, mencoba sesuatu yang baru, kemudian ditransfer ke pebalap. Jadi, saya di sana membantu Marquez. Tapi, pebalap nomor satu adalah satu-satunya yang harus diikuti."
Meski merasa potensinya tidak dimaksimalkan Honda, Stoner mengaku tidak marah dengan tim asal Jepang tersebut. Pebalap 30 tahun itu tetap punya hubungan yang baik dengan Honda.
"Saya sangat menghormati (wakil presiden HRC Shuhei) Nakamoto. Saya yakin hubungan kami tidak akan terganggu karena masalah ini. Saya tidak punya dendam terhadap Honda," tegas Stoner.
Stoner punya peran yang lebih penting bersama Ducati. Selain menjadi duta besar dari pebalap tes, Stoner juga akan tampil di Pekan Ducati Internasional pada 1-3 Juli mendatang dan sejumlah tes resmi MotoGP.
Ducati juga berpeluang menurunkan Stoner di sejumlah seri MotoGP 2016 lewat status
wildcard.
(har)